Butet Sampaikan Pujian kepada Megawati, Singgung Politikus Transaksional

Rabu, 07 Juni 2023 – 18:03 WIB
Seniman senior Butet Kartaredjasa bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di sela-sela Rakernas III PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa menilai sikap-sikap politik yang telah ditunjukkan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bukan level atau pada tataran politikus pada umumnya.

Menurut Butet, kiprah dan sepak terjang Megawati termasuk pemikirannya, sudah jauh melangkah ke depan untuk nasib bangsa dan generasi selanjutnya agar melompat lebih maju.

BACA JUGA: Megawati Tertawa Saat Lagu Jarji Karbeh Didendangkan, Lihat Ekspresi Mereka

"Menurut saya ini ya, bu. Kayaknya ini bukan sekadar politisi Ibu Megawati ini. Tetapi, sudah makrifat politik. Makrifat politik itu levelnya negarawan kira-kira begitu," kata Butet di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6).

Dia menganggap Megawati bukan politikus transaksional.

BACA JUGA: Soal Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi, Megawati Bilang Begini

"Kalau negarawan kelasnya ini pasti bukan transaksional," tegas Butet.

Butet menilai Megawati merupakan makrifat politik sejak masa Pemilu 2014. Kebijaksanaan Megawati itu pula berlanjut hingga saat ini, ketika Ganjar diusung menjadi calon presiden.

BACA JUGA: Megawati: Saya Sama Pak Jokowi Tidak Janjian, Tetapi Sering Kali Satu Tujuan

"Pada 2014, misalnya, kalau saja Ibu Megawati ini memanjakan ego politiknya, saat itu ibu maju sendiri itu jadi presiden. Tetapi tidak, ibu menugasi Pak Jokowi sebagai kadernya," kata dia.

Butet juga melihat Megawati menyingkirkan egonya pada Pilpres 2024 kali ini dengan memilih Ganjar. Sebab, bisa saja Megawati memilih anaknya Puan Maharani untuk maju berkontestasi.

"Tahun ini kalau saja, masih juga egosentris dan belum level makrifat tentu mungkin Mbak Puan yang dipaksakan. Tetapi, akhirnya kemarin kita lihat 21 April itu, Ganjar yang ditugasi oleh Ibu Megawati untuk menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya," kata Butet.

Butet juga tidak yakin pilihan tersebut transaksional. "Wong Ganjar neng kere," lanjut Butet.

Butet juga merasa terhormat lantaran tulisannya di Opini Harian Kompas bertajuk "Pesan Punakawan" dibaca dan diapresiasi oleh Megawati. Bahkan Megawati menginstruksikan kepada seluruh kadernya untuk membaca tulisan Butet.

Intisari dari tulisan itu, kata Butet, menggambarkan seorang punakawan, tokoh pewayangan Jawa, agar 'ojo dumeh', dan 'ojo muntal negoro'.

"Di dalam tulisan saya itu kawan-kawan, saya menerangkan tentang kearifan kebudayaan dari masyarakat kecil yang menggambarkan punakawan yang selalu mengingatkan kesatria, ketika kesatria itu lengah. Salah satunya mengingatkan supaya 'Kesatria jangan mentang-mentang; ojo dumeh. Jangan milik kekuasaan membuat lupa. Jangan muntal negara. Muntal itu makan, nelan negara," kata dia.

Kehadiran Butet diketahui di sela- sela Rakernas III PDIP, mendampingi karibnya sesama seniman, Yogyakarta Sri Krishna Encik, untuk mengenalkan lagu Njar Ji, Njar Beh.

Lagu tersebut merupakan dukungan kepada calon presiden yang diusung PDIP Ganjar Pranowo untuk menang di Pemilu 2024. (Tan/JPNN)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati Bangga Jokowi Bersedia Menghadiri Rakernas PDIP


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler