Para Akademisi Dalam & Luar Negeri Bahas Penggunaan AI di Spirit of Bandung 2024 

Sabtu, 28 September 2024 – 16:06 WIB
Simposium internasional dwitahunan Spirit of Bandung 2024 inj sukses digelar di kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Foto dok. Maranatha

jpnn.com, BANDUNG - Para akademisi dalam dan luar negeri membahas penggunaan AI di Spirit of Bandung 2024. Simposium internasional dwitahunan Spirit of Bandung 2024 inj sukses digelar di kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 

Simposium digelar bertepatan dengan peringatan hari jadi Kota Bandung pada 25 September 2024.

BACA JUGA: Fox Logger Rilis Dashcam Berbasis Teknologi AI, Bisa Pantau Sopir Mengantuk

Ketua Bidang Media, Komunikasi, dan Humas UK Maranatha Iwan Santosa, S.T., M.Kom., mengatakan tahun ini topik kearifan lokal dan transformasi digital diangkat sebagai tema utama.

Para pembicara dari beberapa negara memaparkan isu-isu penting mengenai transformasi digital dan implementasinya di berbagai sektor.

BACA JUGA: Didukung Transformasi Digital & Ekspansi, BNI Torehkan Pertumbuhan Aset Signifikan dalam 5 Tahun

“Mulai dari penerapan digitalisasi di sektor pendidikan, rumah sakit, dunia kesehatan, industri retail, hingga sektor seni dan budaya dibahas dalam sesi-sesi keynote dan diskusi panel," ungkap Iwan, Sabtu (28/9).

Saung Angklung Udjo memaparkan bagaimana transformasi digital telah membantu mereka untuk bangkit dari keterpurukan, dan bagaimana digitalisasi berperan dalam pelestarian seni tradisional.

BACA JUGA: Tingkatkan Kinerja Keuangan & Pelayanan, Jasa Raharja Terapkan Transformasi Digital

Beberapa pakar akademisi dan praktisi baik dari dalam maupun luar negeri membahas isu penting mengenai penggunaan artificial intelligence (AI), seperti ChatGPT atau Gemini yang menjadi pro-kontra terutama di sektor pendidikan.

“Mereka memaparkan hasil penelitian dan pengalaman, cara merangkul kemajuan AI untuk meningkatkan kemampuan manusia, sampai kendala dan cara mengatasi dampak negatifnya”, ujar Iwan menambahkan.

Spirit of Bandung adalah gelaran biennale yang dilatarbelakangi semangat mempromosikan saling pengertian, komunikasi, dan kerja sama antarbudaya dan antarbangsa.  Semangat ini melanjutkan prinsip-prinsip yang dihasilkan pada Konferensi Asia-Afrika di Kota Bandung, 1955.

Direktur Pusat Bahasa Mandarin di Universitas Kristen Maranatha (PBM Maranatha) Cindrawaty Lesmana, Ph.D., mengatakan Spirit of Bandung adalah forum akademik yang dicetuskan oleh PBM Maranatha pada 2013, hasil kerja sama antara Universitas Kristen Maranatha dan Hebei Normal University.

Spirit of Bandung merupakan platform pertukaran budaya antara Indonesia dan Tiongkok yang sejak pertama kali diadakan telah memberikan pengaruh yang baik, khususnya di tingkat regional,” ungkapnya.

Topik mengenai kearifan lokal diangkat karena di tengah transformasi digital, terutama pascapandemi Covid-19 dengan percepatan digitalisasi yang begitu tinggi, kearifan lokal tidak boleh terpinggirkan.

“Kearifan lokal berperan penting untuk mempertahankan identitas budaya dan memperkuat kemajuan digital, khususnya untuk membangun masyarakat yang makmur dan lingkungan yang sehat, " terang Cindrawaty.

Sementara itu, Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T., CIQaR, dalam paparan penutup menyimpulkan bahwa semangat kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok yang dibangun sejak KAA 1955 harus mampu mempercepat transformasi digital. Lewat kolaborasi dan semangat saling berbagi dan belajar.

"Bukan tidak mungkin percepatan transformasi digital mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” jelasnya.

Mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pada hari terakhir (26/9), para delegasi dari luar Kota Bandung berkesempatan mengikuti cultural tour mengunjungi Museum KAA dan menyusuri kawasan Jalan Braga, untuk menikmati suasana Kota Bandung yang baru saja merayakan HUT ke-214. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler