Para Begal "Pembunuh" Bapak dan Putrinya Diduga Masih SMP

Rabu, 20 April 2016 – 08:06 WIB
FIRASAT BURUK: Tiurma Juliana Pasaribu (tengah) bersama sepupunya, Eunike Desnia dan Yonathan Kristanto Pasaribu, membawa foto Wilson dan Sonia.FOTO: JAWA POS

jpnn.com - SURABAYA - Peristiwa tewasnya Wilson Tunggul Hamonangan, 59, dan Sonia Tiofani Pasaribu, 26, putri sulungnya saat berusaha mengejar begal mengejutkan warga Kota Surabaya. Hal itu menambah catatan kejadian kejahatan jalanan di Kota Pahlawan.

Mereka menabrak pembatas jalan di pertigaan Jalan W.R. Supratman, Surabaya, Senin (19/4). 

BACA JUGA: Kisah Tragis Bapak dan Sang Putri Pengejar Begal, Berujung Maut

Sebelum menghantam pembatas, Wilson yang memboncengkan Sonia berusaha mengejar pelaku penjambretan. Sayang, dia tidak bisa mengendalikan laju sepeda motornya.

Berdasar pengamatan salah satu saksi mata Surya Oktika Nanda, saat itu motor yang dikendarai Wilson terlihat sedang mengebut seperti mengejar motor yang ada di depannya. “Iring-iringan motor itu datang dari tikungan karaoke NAV dr Soetomo,” jelas Surya.

BACA JUGA: Sadis! Kepala Ditusuk, Kamar Dibakar

Dia melanjutkan, di belakang motor Wilson juga ada dua motor lainnya. Surya curiga dua motor itu satu jaringan pelaku. 

Hingga akhirnya, di tikungan pertigaan Jalan W.R. Supratman, motor korban menabrak pembatas jalan. Ayah-anak itu tewas di lokasi kejadian. 

BACA JUGA: Simak! Pengakuan PNS Cantik yang Diperkosa Polisi Sampai Pingsan

Nah, dua motor yang ada di belakang Wilson awalnya bersikap seolah-olah ingin menolong. Tapi ternyata ikut kabur ke arah yang sama. 

”Jadi, orang yang naik motor terakhir itu sempat turun. Melihat korban, baru lari,” tambah pria berusia 42 tahun tersebut. 

Surya menambahkan, motor pelaku sebenarnya biasa saja. Artinya, tidak ada modifikasi aneh-aneh. Pakai knalpot racing misalnya. Seingatnya, tiga motor itu dilengkapi nomor polisi. 

Sayangnya, lantaran kondisi penerangan yang gelap, dia tidak sempat melihatnya. Yang jelas, Surya meyakini para pelaku masih berusia muda. ”Wajahnya kayak anak SMP, Mas. Rambutnya nggak terlalu gondrong,” tuturnya. 

Tidak lama setelah kecelakaan, jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya dan Polsek Tegalsari tiba di lokasi. Setelah mendengar keterangan saksi di lokasi, mereka memutuskan untuk memanggil Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polrestabes Surabaya. 

Tiga anggota Inafis langsung mengidentifikasi jenazah. Mereka mengeluarkan perlengkapan sidik jari. Petugas juga mengukur panjang jarak antara lokasi benturan dan titik jatuhnya korban. 

Kedua korban lantas dibawa ke ruang jenazah RSUD dr Soetomo untuk diotopsi. Polisi selanjutnya menghubungi keluargakorbandanberkonsentrasi untuk mencari pelaku.  (did/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selesai Sidang Perdana, Ongen Teriakan....


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler