jpnn.com, PROBOLINGGO - Kabupaten dan Kota Probolinggo merupakan bagian dari wilayah Tapal Kuda yang masyarakat dan budayanya terbuka, hibrid, dan dinamis.
Pengaruh budaya Madura, Jawa, Tionghoa, Arab, dan Eropa mewarnai perjalanan masyarakat Probolinggo dari waktu ke waktu, dari era kerajaan, kolonial, hingga pascakolonial.
BACA JUGA: Semarak Galang Gerak Budaya Tapal Kuda di Pura Mandara Giri Semeru Agung
Realitas itulah yang mendorong Kemendikbudristek memilih Kabupaten dan Kota Probolinggo sebagai salah satu lokasi pelaksanaan event multibentuk Galang Gerak Budaya Tapal Kuda (GGBTK).
GGBTK sendiri bertujuan memperkenalkan secara luas dan mengembangkan ragam seni, ritual, pengetahuan dan teknologi tradisional, serta ekspresi kultural lain di Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
BACA JUGA: Kemenparekraf Hidupkan Kembali Pariwisata & Ekonomi di Tapal Batas RI-Papua Nugini
Pada 4 November 2023 rangkaian GGBTK akan dilaksanakan di Probolinggo, Tepatnya di Alun-alun Kraksaan, Probolinggo.
“Keberlanjutan ragam budaya sebagai benteng bangsa merupakan pesan yang ingin kami sampaikan melalui pertunjukan ini. Oleh karena itu, kami melibatkan para pelajar SMP dengan tujuan memberikan pengalaman kreatif agar mereka berkenan untuk terus mengembangkan ragam seni Probolinggoan,” ungkap Ghanesya Hari Murti, panitia GGBTK di Probolinggo di sela-sela memantau persiapan.
BACA JUGA: Pentas Gambuh Buddha Kecapi, Wujud Komitmen Pupuk Kaltim Lestarikan Seni dan Budaya
Kegiatan ini akan berlangsung dari pagi hari dengan pameran batik dan produk UMKM, dilanjutkan pada malam hari pukul 19.00 dilaksanakan pertunjukan seni dan diskusi budaya.
Sebagai rangkaian kegiatan budaya, GGBTK diharapkan bisa menjadi energi dalam pemajuan kebudayaan melalui kerja-kerja gotong-royong.
Perhelatan GGBTK di Probolinggo akan menyuguhkan pertunjukan ragam seni, pameran batik kuno, bincang budaya bersama maestro, dan pameran UMKM.
Menu pertunjukan seni yang disiapkan oleh panitia adalah tari kiprah glipang, re rere, ongge, jebbing torsu, reng girsereng, dan tari dari etnis Tionghoa.
Pertunjukan ragam tari tersebut dikembangkan oleh sanggar seni dan sekolah-sekolah di Kota dan Kabupaten Probolinggo.
Adapun mayoritas penampilnya adalah pelajar SMP, selain para maestro tari di Probolinggo. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia