Para Pentolan Aksi Bela Islam II Salahkan Aparat

Sabtu, 05 November 2016 – 20:45 WIB
Kerusuhan saat aksi demonstrasi 4 November di Jakarta. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA--Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF) KH Bachtiar Nasir (UBN) menyatakan, kericuhan dalam Aksi Bela Islam II awalnya disebabkan oleh tindakan penembakan secara tiba-tiba yang dilakukan polisi secara membabi buta.

Menurut UBN kericuhan terjadi tidak lama setelah azan Isya berkumandang. Padahal sejak siang hari aksi berjalan damai dan tertib.  

BACA JUGA: Pengamat: Kericuhan Bukan Murni Keinginan Pedemo

Tak lama setelah azan isya berkumandang petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong untuk membubarkan barisan aksi secara paksa dengan menembakkan gas airmata dan menembakkan peluru karet. 

"Umat Islam sudah berkomitmen menjalankan aksi damai sejak pagi hingga selesai. Namun secara tiba-tiba menembakkan gas airmata sesaat setelah azan isya berkumandang," kata UBN dalam konpres, Sabtu (5/11).

BACA JUGA: Setelah Garap Ahok, Polri Gelar Perkara

Ini diperkuat kesaksian dari KH Arifin Ilham yang turut menjadi korban gas airmata dan terjangan benda di bahunya. Dirinya yang kala itu masih berada di Istana Negara bersama, Wapres RI, Menko Polhukam, dan Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petugas keamanan tersebut.

"Umat Islam tertib dan damai sejak pagi. Makanya, Wapres, Menko Polhukam, dan Kapolri marah atas reaksi berlebihan dan kecerobohan aparat polisi di lapangan," lanjutnya.

BACA JUGA: Habib Rizieq Anggap Presiden Jokowi Tebar Provokasi

GNPF menyesalkan provokasi dari petugas keamanan tersebut. Padahal Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Iriawan dan Pangdam Jaya Teddy Laksmana sudah memerintahkan agar tidak ada tembakan gas airmata ke massa aksi. 

Namun perintah kedua petinggi institusi tersebut tidak digubris anak buahnya di lapangan.

"Kami sudah mengadukan perlakuan represif ini ke DPR kemarin malam. Harusnya dipecat komandan lapangan yang tidak tunduk perintah atasan," ujar Habib Rizieq tegas.

Bahkan, lanjutnya, dalam situasi perang prajurit yang tidak taat perintah atasan bisa ditembak saat itu juga. Nah, dalam kejadian kemarin pengabaian instruksi Kapolri sehingga mengakibatkan jatuhnya korban di masyarakat muslim yang tengah menyampaikan aspirasi damai harus diusut tuntas.‎ (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi 4/11 Dituding Politis, Demokrat: Jahat!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler