jpnn.com - JAKARTA - Aksi damai bela Islam II, Jumat (4/11) kemarin berakhir ricuh. Itu disebabkan massa yang ingin bertemu presiden tidak tercapai.
Pengamat Politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari, menilai kericuhan itu semata-mata bukan hanya murni keinginan pedemo. Tetapi juga sudah disusupi kepentingan-kepentingan politik yang memanfaatkan kebrutalan demonstran demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
BACA JUGA: Setelah Garap Ahok, Polri Gelar Perkara
Presiden Joko Widodo, menurut Qodari, menyadari hal tersebut. "Statement tunggangan politik itu tidak bisa dinafikan,” ujar Qodari di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).
Qodari bercerita, dalam sebuah kegiatan keagamaan pun sudah mulai disusupi isu-isu politik dan menurutnya, hal itu tak bisa dianggap remeh.
BACA JUGA: Habib Rizieq Anggap Presiden Jokowi Tebar Provokasi
"Saya kemarin siang salat Jumat di Depok. Isi ceramah menurut saya wilayah politik semua. Mengingatkan bahwa memilih pemimpin harus Islam. Karena pendiri Indonesia adalah orang Islam," cerita Qodari mengutip isi kutbah.
Lebih lanjut, dia mengingatkan, jangan sampai melalui momentum seperti 4 November terulang lagi dan disusupi kaum garis keras hanya untuk menimbulkan perpecahan.
BACA JUGA: Aksi 4/11 Dituding Politis, Demokrat: Jahat!
"Jangan sampai yang berniat baik (menyatakan aspirasi) bertindak bertentangan dengan kebangsaan,” ujar Qodari.(uya/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hayo Ngaku, Siapa Pemberi Perintah Menembakkan Gas Air Mata?
Redaktur : Tim Redaksi