Para Petani Harus Terus Dimotivasi

Kamis, 19 September 2013 – 17:46 WIB

jpnn.com - JAKARTA  -- Petani sebagai produsen utama komoditi pangan harus terus memiliki motivasi dan sumber daya untuk terus menghasilkan komoditi pertanian. Khususnya, tanaman pangan yang memenuhi skala kuantitas dan kualitas guna memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga tercipta kemandirian pangan.

Demikian dikatakan Menteri Perdagangan (Mendag) RI Gita Wirjawan dalam Seminar Nasional Sistem Resi Gudang di Semarang Jawa Tengah, Kamis (19/9).

BACA JUGA: Kemenhub Stop Izin Dirikan Maskapai Baru Berjadwal

“Lebih jauh lagi, produk pangan yang dihasilkan juga harus memiliki nilai tambah sehingga dapat bersaing di pasar regional maupun global,” kata Gita Wirjawan dalam kunjungan kerjanya ke Semarang kali ini.

Mewujudkan ketahanan pangan, kata Gita Wirjawan, tentulah menjadi tugas bersama, baik pemerintah maupun swasta. Termasuk, melibatkan berbagai sektor, mulai dari hulu dimana budidaya pertanian dilakukan hingga ke hilir dimana komoditi pangan hasil pertanian disimpan untuk kemudian dipasarkan ke berbagai wilayah.

BACA JUGA: Mentan Sesalkan Gula Rafinasi Masuk Pasar

“Di sinilah, diperlukan adanya suatu skema yang dapat menjadi instrumen logistik dan distribusi sekaligus memberikan pemberdayaan kepada para petani selaku produsen yang selama ini sering kali termarginalkan, salah satunya melalui sistem resi gudang ini,” kata Gita Wirjawan.

Gita Wirjawan mengatakan, Sistem Resi Gudang di Indonesia saat ini menjadi instrumen penting karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah maupun nasional. Sistem Resi Gudang juga lahir sebagai instrumen yang memberikan payung hukum pemberian kredit oleh lembaga keuangan baik bank maupun nonbank dengan jaminan hanya resi gudang tanpa dipersyaratkan agunan lainnya.

BACA JUGA: Total Memulai Kegiatan Offshore di Proyek Sisinubi 2B–Peciko 7B

Sistem Resi Gudang yang lahir berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2011, lanjut Gita Wirjawan, hadir sebagai salah satu instrumen dalam sistem pembiayaan dan perdagangan.

Skema Sistem Resi Gudang ini dapat membantu para pelaku usaha kecil menengah yang umumnya menghadapi masalah dalam pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit dengan fixed asset. SRG juga dapat digunakan oleh para petani, pedagang dan prosesor atau pabrikan sebagai instrumen pembiayaan dan perdagangan yang menjamin kuantitas dan kualitas komoditi.

“Dalam sistem logistik nasional, Sistem Resi Gudang juga dapat menjadi salah satu instrumen pengukuran ketersediaan stok nasional, khususnya terkait dengan bahan pangan seperti beras, gabah, dan jagung, karena data ketersediaan stok di setiap gudang sistem resi gudang terintegrasi melalui suatu sistem informasi resi gudang,” jelasnya.

Pemerintah, lanjut Gita Wirjawan, bertekad untuk terus mengembangkan Sistem Resi Gudang  ke seluruh pelosok Tanah Air. Pasalnya, keberadaan sistem resi gudang dinilai efektif tekan tingkat inflasi di daerah yang turut memengaruhi tingkat inflasi secara nasional.

Di tempat terpisah, Gita Wirjawan, memberikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (Unisma), Malang. Dia menyampaikan materi berjudul "Strategi Menghadapi Tantangan Perdagangan Bebas".

Di hadapan para mahasiswa, Gita Wirjawan memaparkan peran Indonesia dalam perekonomian dunia, posisi Indonesia dalam dinamika regional dan global, pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, kekuatan pasar domestik Indonesia, struktur ekspor Indonesia, dan paket kebijakan ekonomi Indonesia. (rls/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Koperasi Dinyatakan Gulung Tikar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler