jpnn.com - jpnn.com - Sekitar 300 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako, terbukti melakukan pemalsuan.
Mereka memalsukan nilai demi mendapatkan gelar sarjana. Lebih dari seratus di antaranya dikeluarkan alias dicoret.
BACA JUGA: Kisah Mahasiswa yang Gigih Berwirausaha, Luar Biasa
"Kami mengklasifikasi tingkat pelanggaran mereka dan jumlah mata kuliah. Itulah yang menjadi pertimbangan kami sehingga memutuskan ada yang terpaksa dikeluarkan dari Untad," terang Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Sutarman Yodo kepada Radar Sulteng (Jawa Pos Group) di Kampus Untad, Kelurahan Tondo.
Mereka dikeluarkan karena tingkat pelanggarannya dianggap lebih besar dan tidak bisa ditoleransi lagi.
BACA JUGA: Lulus Kuliah Jangan Bingung Meniti Karier
Sutarman menjelaskan, kasus pemalsuan tersebut terungkap setelah dirinya menerima laporan dari biro akademik kemahasiswaan dan perencanaan (BAKP).
Awalnya, beberapa nama mahasiswa yang akan diwisuda terindikasi melakukan pemalsuan nilai. Yakni, mahasiswa angkatan 2008, 2009, dan 2010.
BACA JUGA: Rakyat Resah Karena Harga Pada Naik, Ke Mana Mahasiswa?
"Dari situ, saya langsung memerintahkan PD 1 melalui dekan untuk segera mengevaluasi lulusan angkatan 2010 ke bawah. Hasilnya sangat mengagetkan. Ternyata sangat banyak jumlahnya, yaitu 300 orang," ujar Sutarman dengan wajah serius.
Di antara 300 orang itu, hampir sepuluh mahasiswa yang sudah menyelesaikan ujian skripsi akhirnya harus batal diwisuda.
"Berhubung jumlahnya banyak, dekan FKIP diberi tanggung jawab untuk menangani kasus ini," ucapnya.
Sutarman mengakui, apa yang dilakukan 300 mahasiswa tersebut bukan pelanggaran akademik lagi, melainkan sudah pelanggaran hukum.
Jadi, sanksi berat kepada seratus mahasiswa yang dianggap melakukan pelanggaran paling besar adalah dikeluarkan.
"Sudah ada beberapa yang diwisuda. Beberapa mahasiswa lagi saat ini menyelesaikan studi" katanya.
Kasus semacam itu, lanjut Sutarman, pernah terjadi di Fakultas Ekonomi, Untad. Empat mahasiswa ditemukan melakukan pemalsuan nilai.
Modus mereka adalah pendekatan melalui bidang teknis bagian komputer yang dipercaya memasukkan nilai. Kasus tersebut terungkap ketika tatap muka antara dosen dan mahasiswa di kelas.
"Dosennya menyadari bahwa mahasiswa itu belum lulus mata kuliahnya. Setelah dicek, ternyata benar ada dugaan. Pemalsuan oleh mahasiswa tersebut akhirnya terbukti," ungkapnya. (jcc/c5/ami/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Leher Mahasiswa Diikat, Dada Ditusuk Pisau Dapur
Redaktur & Reporter : Natalia