Parpol Jangan Bangga Dulu

Senin, 06 April 2009 – 17:16 WIB
JAKARTA - Membludaknya massa yang hadir dalam kampanye tidak bisa menjadi ukuran partai tersebut bakal unggul pada pemilu mendatangPasalnya, mayoritas yang hadir merupakan massa yang dimobilisasi

BACA JUGA: Jurkam Bisu di Negeri Singa

Sebagian besar yang lain sengaja berbondong-bondong untuk menikmati sajian hiburan di panggung kampanye.

"Massa yang hadir bukan massa yang aktif
Hanya lima persen saja yang merupakan pendukung atau loyalis partai tersebut

BACA JUGA: Awasi Jual Beli Suara

Sisanya sebanyak 95 persen merupakan massa yang dimobilisasi," ungkap Wakil Ketua Setara Institute for Democracy and Peace, Bonar Tigor Naipospos di Jakarta, Senin (6/4)
Pimpinan lembaga tersebut, Hendardi, sengaja menggelar keterangan pers guna menyampaikan hasil pengamatan mereka terhadap kampanye pemilu legislatif yang baru saja berakhir.

Disebutkan, pola kampanye pemilu kali ini tidak berbeda dengan kampanye pada masa pemilu sebelumnya

BACA JUGA: JK Minta Awasi Hari Tenang

Massa yang hadir sekedar dimobilisasi dan orasi yang disampaikan minim partisipasi"Ada beberapa kampanye yang porsi waktunya 20 persen digunakan untuk orasi pemaparan materi, sedangkan 80 persen laiannya untuk seremoni dan entertainment," ungkap Bonar.

Dari seluruh partai yang diamati, Partai Golkar adalah partai yang paling kreatif dan banyak melempar isu beragam dalam kampanyenyaTema-tema yang dipilih juga merupakan wacana aktual yang menjadi perbincangan publik, dari mulai kesejahteraan sosial, carut-marut pelaksanaan otonomi daerah, moratorium pemekaran daerah, perampingan jumlah parpol, dan pentingnya menjaga perdamaian di daerah-daerah pascakonflik.

"Hal yang mengecewakan dari Partai Golkar adalah sama sekali tidak menunjukkan komitmennya pada pemberantasan korupsi," kata BonarSementara itu, partai yang paling monoton menyajikan tema kampanye adalah PDI Perjuangan dan Partai DemokratPDIP dalam setiap kampanyenya berkutat pada 'Tiga Kontrak Politik' yang berjanji pada diri sendiri untuk menyediakan sembako murah, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan.

Sedang Partai Demokrat selalu mengumandangkan keberhasilannya dalam membantu rakyat melalui paket Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM).

Lain halnya dengan PKSPartai yang berasaskan Islam ini menunjukkan komitmennya pada pemberantasan korupsi dengan selalu meyakinkan publik sebagai yang bersih dan profesionalMeski pun partai ini sering dijuluki partai pengusung syariat Islam, justru dalam kampanyenya PKS sama sekali tidak menampilkan tema syariat Islam"Dan hanya PKS lah partai yang mengkampanyekan pentingnya toleransi beragama," kata Bonar.

Hendardi menambahkan, pengamatan yang dilakukan lembaganya merupakan pengamatan langsung terhadap kampanye terbuka"Bukan berdasar dokumen-dokumen tertulis, karena selalu ada gap antara dokumen tertulis dengan prakteknya," kata Hendardi(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar, PDIP, Demokrat Pelanggar Utama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler