jpnn.com - JAKARTA – Munculnya partai-partai politik (parpol) baru dalam perhelatan pemilihan umum (Pemilu) 2014 mendatang menyebabkan masyarakat semakin terkotak-kotak dalam pemikiran politik. Hal tersebut akan terlihat dalam puncak kampanye nanti.
Pandangan tersebut diutarakan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR, Aziz Syamsuddin kemarin (26/10). Dia mengatakan bahwa sebagian besar parpol baru yang lahir didirikan oleh pemain lama.
BACA JUGA: Hanura Kritisi Gaya Curhat SBY
“Sebenarnya partai baru yang muncul itu di belakangnya ada pemain lama. Bukan orang baru yang memiliki kemampuan membangun partai baru. Jadi orang yeng kemarin ikut sebuah partai lalu sekarang membangun partai baru,” kata Aziz dalam dalam diskusi yang bertajuk Mencari Partai Bersih di Jakarta Pusat kemarin.
BACA JUGA: Kritikan SBY soal Pemberitaan Media Bisa Jadi Bumerang
Dalam hal tersebut, politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut memberikan apresiasi karena menurutnya, munculnya banyak parpol baru menandakan semangat untuk ikut serta dalam pembangunan politik bangsa. Namun di sisi lain, dia juga menyatakan bahwa hal tersebut juga akan menyebabkan terhambatnya pembangunan bangsa dalam skala nasional.
“Tapi dalam konteks secara nasional pembangunan bangsa ke depan, kita tidak akan maju dengan munculnya parpol-parpol baru ini. Karena dari segi pendanaan saja dia akan memakan dana yang sangat besar. Apalagi dalam proses kampanye,” terang Aziz.
BACA JUGA: Kritik Media, SBY Dinilai Panik
Selain itu, Aziz juga mengatakan bahwa dampak lain yang diakibatkan dari munculnya banyak parpol baru tersebut adalah semakin lambannya penentuan kebijakan di tingkat parlemen.
“Dengan terkotak-kotak ini pandangan-pandangan partai yang tertuang dalam fraksi di parlemen nanti akan berbeda-beda dalam pandangan-pandangan secara politik. Dan ini akan membuat kesenjangan yang begitu banyak,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama dia juga mengungkapkan bahwa banyak parpol baru yang muncul berasal dari kader Partai Golkar. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena Partai Golkar telah dipenuhi oleh kepentingan-kepentingan politik sehingga banyak kader yang akhirnya membuat parpol sendiri.
“Partai baru yang banyak bermunculan, awalnya dari Golkar. Karena kapasitas gerbong sudah sesak, mereka buat yang baru. Rel baru, tapi stasiunnya sama. Platform-nya juga sama, karena awalnya juga sama,” ujar Aziz.
Ketika ditanya mengenai beberapa kader Partai Golkar yang terjerat kasus korupsi, Aziz mengklaim bahwa Partai Golkar masih merupakan partai yang bersih. “Secara idealisme, platform Partai Golkar itu bersih. Tapi kita nggak munafik, hujan badai memang ada, sehingga jadi personal, namun tidak bisa digeneralisasikan ke partai,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik Sebastian Salang mengatakan bahwa parpol baru yang muncul selalu memiliki cita-cita yang lebih baik dari parpol lama. Namun, lanjutnya, cita-cita tersebut jarang ada yang tercapai.
“Ada banyak partai baru yang tujuannya untuk koreksi partai yang lama, cita-citanya pasti lebih luhur dari partai yang lama. Tapi persoalannya, yang baru tidak lebih bagus dari partai lama,” ucap Sebastian. (dod)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlalu Banyak Sarana Ajarkan Kemesuman ke Pelajar
Redaktur : Tim Redaksi