jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyatakan pihaknya menargetkan memperoleh 20-30 kursi dalam Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikan dalam kampanye akbar yang dihadiri ribuan peserta dari berbagai daerah di Pekanbaru, Riau, Selasa (30/1).
BACA JUGA: Partai Buruh: Ketimpangan Sosial Harus Dihapuskan di Bumi Indonesia
“Partai Buruh optimistis akan berhasil meraih kursi di Senayan, terbukti dengan elektabilitas yang telah mencapai 4,778 persen berdasarkan survei internal,” kata Said Iqbal.
Menurut Said Iqbal, pihaknya di Riau fokus untuk memenangkan 1 kursi DPR RI dengan mengusung Yoshi Erlina di Dapil Riau 1.
BACA JUGA: Buruh Curhat Soal Outsourcing, Anies Sebut Karena Bobroknya Omnibus Law
Selain itu, Partai Buruh juga berusaha mendapatkan kursi di semua DPRD Kabupaten/Kota se Provinsi Riau dengan target 2-4 kursi per kabupaten/kota.
Dia memastikan Partai Buruh selalu berkomitmen terhadap isu penghapusan Omnibus Law UU Cipta Kerja, yang dianggap telah menyebabkan kekhawatiran besar di seluruh republik akibat marak PHK dan pesangon rendah.
BACA JUGA: Buruh di Jombang Dukung Pasangan AMIN Karena Satu Alasan
“Partai Buruh berjanji, jika berhasil masuk Senayan, akan mempersulit PHK. PHK hanya boleh dilakukan dengan izin negara melalui lembaga pengadilan dan harus memberikan semua hak buruh termasuk upah dan tunjangan lain selama proses tersebut,” lanjutnya.
Said Iqbal menjelaskan, apabila ada pihak yang melanggar aturan tersebut, akan dikenakan sanksi pidana.
Tidak hanya itu, Partai Buruh juga berencana meningkatkan pesangon empat kali lipat dari aturan Omnibus Law saat ini dan menghapus sistem outsourcing yang merupakan bentuk perbudakan modern.
Partai Buruh selanjutnya berkomitmen untuk memulihkan kedaulatan pangan dan reformasi agraria, membagikan 12 juta hektar tanah kepada petani, termasuk dengan mengembalikan tanah kepada rakyat yang tanahnya dirampas.
“Perkebunan sawit dan pertambangan di Indonesia, tidak boleh merampas tanah petani dan tanah rakyat.Partai Buruh menentang impor dalam upaya membangun kedaulatan pangan, bukan ketahanan pangan,” tutupnya. (mcr8/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Kenny Kurnia Putra