Partai Demokrat Dicap Sedang Berburu Penyihir

Sabtu, 04 Maret 2017 – 17:06 WIB
Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com -Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram dengan Partai Demokrat. Orang pilihannya kembali dikaitkan dengan Rusia.

Dia menyebut Partai Demokrat sedang berburu penyihir, menyasar sesuatu yang tidak bisa dipastikan kebenarannya dalam pemerintahannya. Dan, Jaksa Agung Jeff Sessions menjadi korbannya.

BACA JUGA: Hubungan Partai Demokrat dengan Presiden Makin Panas

”Sessions tidak mengatakan sesuatu yang salah. Dia bisa saja memberikan jawaban yang lebih tepat waktu itu. Tapi, semua terlontar begitu saja,’’ kata Trump tentang pernyataan jaksa agung pilihannya itu di hadapan Kongres AS awal Februari lalu.

Kamis malam waktu setempat (2/3), taipan 70 tahun itu pasang badan. Dia membela Sessions yang didesak mundur oleh kubu Demokrat.

BACA JUGA: Presiden Lagi Pidato, Anggota Demokrat Acungkan Jempol

”(Tuduhan Demokrat) Itu seperti perburuan penyihir,” ujar Trump. Kegeraman Trump bukan tanpa alasan. Dia kehilangan beberapa orang terdekatnya karena terkait skandal Rusia. Salah satunya Michael Flynn, penasihat keamanan nasional presiden. Dia mengundurkan diri 13 Februari lalu setelah keceplosan tentang pertemuannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak yang membahas kelonggaran sanksi AS kepada Rusia.

Trump lantas mengatakan bahwa Sessions yang dekat dengannya sejak masa kampanye pemilihan presiden (pilpres) itu sebagai pria yang jujur. Dia yakin politikus yang menjabat senator selama 20 tahun di Negara Bagian Alabama itu tidak bersalah. Maka, dia menepis desakan mundur dari Demokrat.

BACA JUGA: Cessna 310 Tabrak Rumah, 4 Tewas, Dua Hilang

Namun, Trump mengaku tidak tahu Sessions dan Duta Besar Rusia untuk AS Sergei Kislyak bertemu pada masa kampanye. Tapi, berdasar pengakuan Sessions, pertemuan itu tidak berkaitan dengan kampanye. Sebelumnya, Gedung Putih juga menjelaskan bahwa pertemuan Sessions dan Kislyak pada Juli dan September itu adalah pertemuan antara senator dan Dubes. Tidak ada yang istimewa.

Kamis lalu, Sessions kembali menyampaikan klarifikasi terkait pertemuannya dengan Kislyak dan kesaksiannya di hadapan Kongres AS. Seperti keterangan Gedung Putih, Sessions mengatakan bahwa pertemuannya dengan Kislyak terjadi dalam kapasitasnya sebagai senator. Mereka juga hanya membahas masalah politik global. Tidak ada perbincangan khusus yang mengarah pada kampanye pilpres.

Sementara itu, tentang jawabannya di hadapan Kongres saat ditanya soal kedekatannya dengan para pejabat Rusia, Sessions mengaku jawaban itu dia lontarkan secara spontan. ’’Saya tidak pernah punya hubungan dengan pejabat Rusia yang mana pun,” tegas tokoh 70 tahun tersebut dalam hearing. Saat melontarkan jawaban itu, dia mengaku tak kepikiran soal pertemuannya dengan Kislyak.

Dalam konfirmasinya, Sessions mengakui kekhilafannya. ”Seharusnya saya tidak buru-buru menjawab seperti itu dan menyebutkan tentang pertemuan saya dengan Kislyak,” ungkapnya. Tapi, dia buru-buru menegaskan bahwa jawaban itu muncul karena memang dirinya dan Kislyak tidak sedikit pun membahas tentang kampanye pilpres. Padahal, yang sedang dia bahas dalam hearing saat itu adalah kampanye pilpres.

Kendati demikian, Sessions menarik diri dari investigasi yang sedang pemerintah lakukan bersama FBI tentang hubungan mesra para pejabat Washington dan Kremlin semasa kampanye pilpres AS. ”Saya memutuskan untuk menarik diri dari segala bentuk investigasi terkait kampanye pilpres. Baik yang saat ini sedang berlangsung maupun yang mungkin akan muncul,” papar Sessions.

Selain Sessions dan Michael Flynn, Kislyak bertemu beberapa orang dekat Trump yang lain. Di antaranya, J.D. Gordon, Carter Page, dan Walid Phares. Bahkan, Jared Kushner juga pernah bertemu Kislyak. Menantu Trump tersebut menemui sang Dubes bersama Flynn di Trump Tower pada Desember lalu. Namun, menurut suami Ivanka itu, mereka hanya bertemu selama sekitar sepuluh menit dan sekadar berkenalan.

Konfirmasi Sessions dan pembelaan Trump tak membuat Demokrat melunak. Adam Schiff, politikus Demokrat di Komite Intelijen House of Representatives, tetap menuntut dia mundur. ”Paparan jaksa agung untuk membela dirinya itu tidak bisa dipercaya,” ujarnya. (afp/reuters/cnn/hep/c17/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panas! Partai Demokrat Bahas Pemakzulan Presiden


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler