Partai Garuda: 'Cawe-Cawe' Politik Artinya Ikut Urus Pilpres Agar Berjalan Baik

Jumat, 05 Mei 2023 – 16:25 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai tudingan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait 'cawe-cawe' atau ikut campur dalam politik nasional. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai tudingan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait 'cawe-cawe' atau ikut campur dalam politik nasional tak berdasar.

Pasalnya, kata Teddy, apa salahnya presiden cawe-cawe urus Pilpres 2024?

BACA JUGA: Partai Garuda Apresiasi Muhammadiyah, Perlu Jadi Contoh Semua Kalangan

Menurut Teddy, presiden memang harus cawe-cawe, karena itu bagian dari peran.

"Cawe-cawe itu artinya ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan); ikut menangani. Jadi, Jokowi wajib ikut membereskan agar Pilpres berjalan dengan baik, bahkan ikut menangani agar supaya pemerintahan selanjutnya berjalan sesuai dengan rel konstitusi," beber Teddy di Jakarta, Jumat (5/5).

BACA JUGA: Elite Partai Garuda Sebut Pendukung Anies dan Ganjar Tak Perlu Berebut Pesona

Teddy menyebut muara dari cawe-cawe Presiden Jokowi adalah siapa saja para tokoh yang punya semangat dan jiwa nasionalisme untuk berlaga di Pilpres 2024. Jadi siapapun dari para tokoh itu yang dipilih rakyat, mereka akan menjalankan tugas sesuai dengan amanat konstitusi.

Walaupun tidak diminta oleh partai politik, Presiden Jokowi mempunyai kewajiban mengarahkan sosok-sosok yang bisa dipilih oleh rakyat dan ini sudah beliau lakukan dua tahun belakangan ini.

"Sebagai presiden, tentu beliau mendapatkan informasi intelijen yang valid, sehingga wajib cawe-cawe untuk kemaslahatan negeri ini. Tentu Presiden Jokowi punya kewajiban sesuai dengan sumpahnya dalam UUD 45, menghalau orang-orang yang jelas akan menjerumuskan dan merusak negeri ini untuk berkuasa," pungkas Jubir Partai Garuda itu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjamu para ketua umum partai politik (parpol) yang tergabung dalam koalisi pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (2/5).

Namun, dari tujuh parpol koalisi pemerintah yang dijamu Jokowi, hanya satu yang tidak kelihatan di Istana, yakni Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Mereka yang diundang ialah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum PPP Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, hingga Ketum PKB Muhaimin Iskandar.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler