Partai Hanya Jual Ideologi Sulit Menang Pemilu

Sabtu, 30 November 2013 – 23:38 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Mercubuana Heri Budianto mengatakan, partai yang hanya menjual ideologi sulit untuk memenangkan pemilihan umum. Partai harus mempunyai figur yang bisa dipercaya masyarakat.

"2014 kalau masih ada partai jual ideologi sulit menang pemilu sebab perilaku pemillih berubah. Yang harus diandalkan adalah faktor tokoh," kata Heri dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/11).

BACA JUGA: Panglima Minta Satgultor TNI Berdaya Tempur Efektif

Ada lima partai politik berideologi agamis yang akan ikut Pemilu 2014 yakni PKS, PAN, PKB, PPP dan PBB. Namun, Heri menyatakan, dalam hasil survei, partai agamis belum bisa menembus peringkat atas. Posisi tiga teratas selalu ditempati oleh partai nasionalis.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar partai agamis saling bersatu. "Mestinya bersatu partai Islam kalau bertarung sendiri berat," kata Heri.

BACA JUGA: Paloh Anggap Teater Anak Lestarikan Peradaban Bangsa

Namun, menurut Heri, tidak mudah untuk menyatukan lima partai  itu. Pasalnya, setiap partai pasti mendorong kadernya untuk mendapatkan posisi strategis di negeri ini misalnya menjadi presiden. Jika tidak berhasil mereka tetap mencari posisi penting lainnya seperti menteri. "Partai yang kalah menurunkan grade," katanya.

Sementara itu, anggota Majelis Syuro PKS Jazuli Juwaini mengatakan, koalisi partai tidak akan efektif saat-saat ini.  Sebab, semua partai memikirkan cara untuk memenangkan pemilihan legislatif. "Bukan saya tidak menghormati koalisi. Koalisi bagus tapi sebelum pileg tidak efektif," katanya.

BACA JUGA: PDIP Berharap KPK Kupas Tuntas Kasus Emir

Jazuli menolak saran peleburan partai Islam menjadi satu. Hal ini, kata dia, malah akan menyebabkan pemilih lari ke partai nasional. "Nasionalis beragam tidak ada persoalan. Islam tidak perlu melebur, kalau dipaksa justru (pemilih) bisa kabur ke nasionalis," ujarnya.

Jazuli tak menampik figur memang penting dalam pemilu. Namun, figur itu tidak bisa berdiri sendiri karena harus didukung dengan sistem yang baik. Pasalnya kekuatan figur tidak bertahan lam.

"Saya setuju figur penting namun kekuatan figur tidak bertahan lama. Bukan menafikkan figur tapi sistem melahirkan figur. Siapa yang kenal Anis Matta, Tifatul Sembiring sebelum menjadi presiden PKS. Di PKS antara figur dan sistem terkait, malah lebih dahulukan sistem," kata Jazuli.

Sedangkan Sekretaris Jenderal PPP M. Romahurmuziy mengatakan, figur merupakan faktor yang penting dalam pemilu dibandingkan ideologi. Ia menganalogikan hal ini seperti ketika orang memakai baju.

"Ideologi itu ibarat baju, sama-sama pakai bikini. Kalau merasa menarik orang memandang, kalau kerempeng tidak dilihat. Ada orang pakai jilbab ada yang menarik, ada yang tidak. Itu pengaruh figurnya," kata Romahurmuziy. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS: Pemilih Tidak Lihat Ideologi, Tapi Penyelesaian Masalah Bangsa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler