Partai Hijau Australia berencana untuk menggunakan kursi mereka di pemerintahan daerah di seluruh negara itu untuk menjadi ujung tombak dari desakan untuk memindahkan Hari Australia atau Australia Day (yang kini diperingati tiap tanggal 26 Januari), menyusul langkah sukses untuk membatalkan perayaan itu di beberapa wilayah dewan kota di Melbourne dan Australia Barat.
Tahun lalu, tiga dewan kota Melbourne memutuskan untuk berhenti mengadakan menyusul langkah dewan kota Fremantle di Australia Barat.
BACA JUGA: Lantai Mezzanine Bursa Efek Indonesia Ambruk, Puluhan Orang Terluka
Dewan kota Moreland, Darebin dan Yarra berpendapat bahwa tanggal tersebut menyinggung dan tidak tepat karena menandai awal dari apa yang mereka sebut invasi, dan penindasan Penduduk Asli Australia di tangan Inggris.
Pemimpin Partai Hijau Australia, Richard Di Natale, mengatakan keputusan dewan tersebut menandai dimulainya apa yang ia harap akan menjadi gerakan nasional.
BACA JUGA: Rusia Latihan Militer di Indonesia, Australia Ketar-Ketir
"Kami memiliki lebih dari 100 anggota dewan kota (konselor) Partai Hijau di seluruh Australia dan kami memastikan ini adalah percakapan yang melibatkan seluruh komunitas," kata Di Natale.
"Ini harus dilakukan di tingkat akar rumput, bekerja melalui pemerintah daerah.”
BACA JUGA: Polisi Bubarkan Pesta Natal di Sebuah Pantai Sydney
"Kami sudah memimpin di dewan kota Darebin, dewan kota Yarra, dewan kota Fremantle, di mana kami memiliki jumlah kehadiran Hijau yang kuat, dan kami akan terus melakukan percakapan seperti itu di Australia."
Namun gagasan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Federal, yang sebelumnya telah menanggapi keputusan sejumlah dewan kota dengan membuang kekuasaan mereka untuk menyelenggarakan upacara kewarganegaraan. Negara bebas tak sangkal sejarah
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, merespon masalah ini ke akun resmi Facebook-nya, dengan mengatakan bahwa "sebuah negara bebas memperdebatkan sejarahnya, tapi tidak menyangkalnya".
"Pada saat Australia Day, kita berkumpul dan merayakan bangsa kita dan semua sejarah kita di saat kita menyambut masa depan kita bersama," katanya.
"Dan itulah mengapa begitu tepat bahwa upacara Australia Day kita dimulai dengan protokol Welcome to Country (protocol yang terkadang dilakukan dalam upacara resmi di Australia), mengingat kita menghormati warga Australia pertama dan diakhiri dengan sebuah upacara kewarganegaraan untuk menyambut warga Australia yang baru."
Ia melanjutkan dengan mengatakan, dunia ini "terlalu sering terbelah oleh perselisihan dan kekerasan, kita memiliki banyak hal untuk dirayakan".
"Kami menyadari bahwa sejarah pendudukan Eropa di Australia adalah hal yang kompleks dan tragis bagi Penduduk Asli Australia," sebutnya.
Turnbull mengatakan bahwa ia: "Kecewa oleh mereka yang ingin mengubah tanggal Australia Day -berusaha untuk mengambil satu hari yang menyatukan Australia dan warga Australia, dan mengubahnya menjadi satu hari yang akan membelah kita.”
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Australia, Barnaby Joyce, membela keputusan Pemerintah Australia mengenai masalah ini, dengan mengatakan bahwa kubu Koalisi berkonsentrasi pada urusan praktis ketimbang filosofis.
"Kami sedang membangun sistem kereta api, mereka berbicara tentang Australia Day... Inilah bedanya. Mereka terlarut dalam filosofi, kami membangun hal-hal yang benar-benar membuat bangsa kami lebih kuat," katanya.
Joyce mengatakan bahwa ia merasa "sangat nyaman" dan bangga dengan Australia Day.
"Kami memperhitungkan setiap orang yang membentuk negara besar ini," sebutnya.
"Warga Aborijin, Penduduk Asli, Orang-orang Kepulauan Torres, orang-orang yang berasal dari Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Yunani, Italia, China, Jepang, Lingkaran Arktik -saya tak peduli.”
"Dari mana pun Anda berasal, Anda telah datang ke negara ini dan negara ini sekarang adalah rumah Anda.”
"Kami punya satu hari untuk merayakannya, itu disebut Australia Day, dan saya menanti-nantikan untuk merayakannya tahun ini."
Tapi Di Natale mengatakan "tidak ada yang menyarankan" untuk meninggalkan Australia Day sama sekali, namun Partai Hijau ingin mengubah tanggalnya menjadi tanggal lain yang menyatukan ketimbang memecah-belah negara tersebut.
"Saya ingin bisa merayakan semua hal hebat tentang negara ini - ini adalah sebuah negara yang memberi keluarga saya sebuah awal yang baru, sebagai anak dari para imigran," sebutnya.
"Ada begitu banyak yang harus kami banggakan, tapi kami perlu menyesuaikan diri dengan tindakan penjajahan yang asli.”
"Hari di mana kami merayakan Australia Day adalah hari di mana ada tindakan keras untuk mencabut hak milik dan warga Aborijin Australia mengalami dampak yang terus berlanjut saat ini. "
Dengan kurang dari dua minggu hingga Australia Day tiba, mantan juara tenis, Pat Cash, pada Senin (15/1/2018) juga mengambil sikap untuk mendukung perubahan tanggal.
Berbicara kepada salah satu media di Australia, Cash mengatakan, ia tak bisa lagi mendukung tanggal tersebut, mengingat bagaimana warga Aborijin diperlakukan.
"Saat ini, saya sudah sampai pada tahap di mana saya tak bisa merayakan Australia Day begitu saja. Sebagai warga Australia yang membawa pulang dua Piala Davis, mewakili negara saya, 26 Januari bukanlah hari perayaan bagi saya," sebutnya.
Stasiun radio anak muda ABC, triple j, tidak akan mengadakan program tangga lagu tahunan ‘Hottest 100’ pada 26 Januari tahun ini, setelah mendengar pandangan para pendengarnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Rumah Bagi 2000 Pedofili