jpnn.com, MEDAN - Ketua DPP PSI Tsamara Amany mendukung sejumlah poin dalam pidato Grace Natalie di Medan, Sumatera Utara, Senin malam (11/03).
Menurut Tsamara, selain kegagalan partai nasionalis dalam menyikapi isu-isu intoleransi, parpol nasionalis juga bungkam dan bahkan mendukung pelemahan terhadap gerakan pemberantasan korupsi.
BACA JUGA: Dua Caleg Pilihan Kunjungi Ibu Meliana di Tanjung Gusta
“Sis Grace semalam menegaskan lagi apa yang menjadi pembeda kami. Berbeda dengan partai lain yang mengaku nasionalis, kami tak pernah mencalonkan mantan narapidana korupsi dan kami tak pernah mendukung hak angket KPK. Sebaliknya, kami berada di garis terdepan bersama KPK,” ujar Tsamara.
Tsamara menyatakan sejumlah partai nasionalis justru menjadi pendukung panitia khusus hak angket KPK pada tahun 2017 lalu.
BACA JUGA: NasDem: PSI Jangan Merasa Paling Hebat
Padahal pansus itu disinyalir bernuansa politis karena mencuat sejak adanya pengusutan kasus e-KTP.
“Partai nasionalis macam apa itu? Kalau memang betul nasionalis, harusnya melawan segala bentuk korupsi apalagi pelemahan terhadap institusi yang bekerja untuk memberantas korupsi. Kok malah dukung angket KPK?” tegasnya.
BACA JUGA: Fadli Zon Seharusnya Malu pada Grace Natalie
Calon anggota legislatif dari Dapil DKI II itu menyatakan ini semakin menjadi alasan bahwa masyarakat Indonesia yang ingin negerinya maju dan modern harus mengevaluasi pilihannya terhadap partai-partai nasionalis lama.
Dia menyebut PSI sebagai partai nasionalis yang sejati. “Karena kami tidak diam melihat intoleransi, kami tidak diam melihat korupsi. Kami tidak punya beban apa pun. Nasionalisme yang sejati adalah ketika kita berani berbicara melawan tindakan diskriminatif & praktek koruptif,” tutupnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ace Golkar: PSI Angkat Isu Penting, Tapi Tidak Membumi
Redaktur & Reporter : Natalia