Pasaman Gencarkan Pelatihan Combine Harvester

Rabu, 08 Desember 2021 – 20:33 WIB
Pemkab Pasaman tengah menggencarkan implementasi teknologi combine harvester. Foto: Dok. Pemkab Pasaman

jpnn.com, PASAMAN BARAT - Pemkab Pasaman, Sumatra Barat, tengah menggencarkan implementasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi para petani dalam melakukan aktivitas bertaninya.

Lewat program Integrated Participatory Development And Manangement Of Irrigation Program (IPDMIP), Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman melaksanakan demonstrasi event.

BACA JUGA: Uji Coba Sistem Tanam Jarwo 2:1 di Pasaman Sukses

"Lokasinya di Lahan Kelompok Tani Sakato Daerah Irigasi Bandar Koto Rajo, Nagari Koto Rajo, Rao Utara," ujar salah seorang penyuluh Febri Iswandi melalui keterangan tertulisnya, Rabu (8/12).

Febri menjelaskan kalau demonstrasi event merupakan bagian dari rangkaian kegiatan IPDMIP yang dilaksanakan di Kabupaten Pasaman.

BACA JUGA: Irjen Panca Putra: Saya Selaku Kapolda Sumut Menyampaikan Permohonan Maaf

Tujuannya tak lain untuk mendukung kelancaran proses adopsi teknologi melalui kegiatan demonstrasi peralatan mesin pertanian untuk panen.

"Alsintan yang digunakan pada demonstrasi event ini yakni Combine Harvester," kata dia.

Alsintan ini cukup efektif dan efisien digunakan untuk pelaksanaan panen padi sawah, keuntungan menggunakan alat ini antara lain yaitu waktu pelaksanaan panen lebih singkat dengan kapasitas kerja combine rata rata 9 jam per hektar.

"Kualitas gabah bisa ditingkatkan, biaya panen lebih rendah dibandingkan menggunakan tenaga manusia," jelas Febri.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.

"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak.

Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” kata Dedi. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler