Pasangan Pembunuh Pegawai Pertamina Sering Memeras Meniru Modus Film Ini

Kamis, 07 Mei 2015 – 16:53 WIB
Kedua pelaku yang juga pasangan kekasih ini saat di wawancarai sejumlah awak media di Polres Barelang terkait pembunuhan pegawai Pertamina, Kamis (6/5). Foto : Dalil Haharap / Batam Pos / JPNN

jpnn.com - BATAM - Modus kejahatan dua sejoli, Yufrizal dan Irma terhadap Edi Juanda pada Minggu (3/5) lalu sepertinya terispirasi film Hollywood berjudul Derailed tahun 2005 lalu. 

Film yang diperankan Jennifer Aniston, Vincent Cassel, dan Clive Owen nyaris menyerupai kasus Yufrizal dan Irma ini. Bedanya di film Derailed korban tidak meninggal seperti kasus yang dialami Edi Juanda. 

BACA JUGA: Pembunuh Pegawai Pertamina Itu Ternyata Sepasang Kekasih

Kedua pelaku ini diduga sudah sering melakukan kejahatan ini kepada para korbannya. Mereka kerap beraksi di hotel. Terakhir aksi mereka di Hotel Baloi Garden kamar 201, Minggu (3/5) dini hari.

Modusnya Irma berpura-pura menjadi PSK yang bisa diboking. Saat sedang berada di hotel atau tempat yang dibawa pemboking, Irma diam-diam menghubungi Yufrizal agar memergoki mereka berbuat mesum dengan pria pemboking. 

BACA JUGA: 42 Kg Ganja Lolos X-Ray, Begini Cara Pelaku Kelabuhi Petugas

Disana Yufrizal akan berpura-pura menjadi kekasih atau suami Irma. Kemudian Yufrizal mengancam melaporkan kasus itu ke polisi karena membawa istrinya menginap di hotel. Padahal tanpa sepengetahuan korban, kedua pelaku bersandiwara. 

Korban yang tidak ingin kasusnya terungkap ke publik, akan menuruti keinginan Yufrizal. Disinilah korban dimintai sejumlah uang agar kasus itu tidak sampai polisi. Aksi pertama berhasil, tapi entah kenapa aksi kedua mereka itu tidak berhasil. Dan akhirnya membunuh dengan menusuk leher korban hingga tewas.

BACA JUGA: Sering Jajakan Perempuan Via Online, Nasib 2 Mucikari ini Jadi Begini

"Pengakuan sementara modus seperti itu sudah dua kali, termasuk korban yang dibunuh ini. Kami masih mendalami kemungkinan korban sudah banyak," kata Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Yoga Buanadipta Ilafi, Kamis (7/5) siang.

Malam sebelum kejadian pembunuhan, Irma memang mangkal di salah satu diskotik di kawasan Jodoh. Disanalah Irma ketemu Edi. Kemudian mengajak Irma check-in ke hotel Baloi Garden.

"Saya minta Rp300 ribu untuk check-in waktu itu, tapi belum dibayar dia," kata Irma.

Saat berada di kamar hotel, Irma berpura-pura malu dan meminta lampu kamar dipadamkan. "Saat lampu dipadamkan itulah, Yufrizal datang karena saya sudah beri kode (SMS)," ujar Irma.

Karena pintu kamar digedor, Edi bergegas ke kamar kecil di kamar hotel untuk bersembunyi. Sementara Irma disuruh kembali mengenakan baju yang semula sudah dibuka dan duduk di sofa. "Setelah itu, Yufrizal masuk," kata Irma.

Mengetahui korban ngumpet, Yufrizal langsung datangi kamar mandi kamar hotel itu dan melancarkan aksinya. Tapi sayangnya tidak berhasil. "Kemudian saya menarik ke kamar lalu menikam lehernya," kata Yufrizal.

Setelah korban meninggal, kedua pasangan itu langsung membersihkan genangan darah di kamar hotel dan membungkus korban menggunakan sprai dan handuk hotel. Korban dibawa ke mobil Avanza yang dipakai korban.

"Kami sempat ke Marina tapi tak ada tempat yang pas untuk buang, makanya kami ke arah Galang," kata Yufrizal.

Jenazah korban dibuang di Rempang Cate. Sementara barang bukti lain dibungkus dalam plastik dan dibuang di perairan Jembatan III.

Keduanya mengaku panik setelah membunuh korban sehingga mobil korban diparkir begitu saja di dekat kos-kosan mereka di Jodoh. "Kami ambil uang Rp1 juta, dua hape, cincin dan jam tangannya. Kami butuh uang buat makan dan bayar kos," kata Irma. (eja/ali/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi SMP Dipaksa Pesta Miras, Teler, Lantas Digilir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler