jpnn.com, JAKARTA - Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di perusahaan e-commerce Tokopedia baru-baru ini, ternyata sudah diprediksi oleh sejumlah pihak.
Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (iDiec) Tesar Sandikapura mengatakan keputusan PHK massal di Tokopedia sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu saja ketika e-commerce bernuansa hijau itu diakusisi oleh Tiktok.
BACA JUGA: SMESCO Khawatir Muncul Invasi Pekerja Asing Setelah Tokopedia PHK Karyawan Lokal
Tesar juga tidak heran nantinya setelah PHK tersebut, selanjutnya bakal terjadi penguasaan data hingga pergeseran operasional Tokopedia.
“Sebenarnya merger Tokopedia dan Tiktok, saya sudah prediksi terjadi seperti ini. Harusnya dari awal pemerintah melihat merger antara Tiktok shop dan Tokopedia ini tidak boleh,” ucap Tesar dalam keterangannya, Jumat (21/6).
BACA JUGA: Kabar Kurang Sedap, Tokopedia Mengonfirmasi PHK Karyawan di Indonesia
Sejak lama, kata Tesar, dirinya sudah mengkritisi hal tersebut. Kekhawatirannya ialah praktik monopoli serta duopoli usaha, ketika dua perusahaan digabung atau salah satu perusahaan kemudian mengakuisisi perusahaan lain di sektor yang sama.
PHK di Tokopedia pasti berimbas kepada karyawan yang punya posisi lemah di perusahaan.
BACA JUGA: TikTok Memperkenalkan Aplikasi Mirip Instagram Bernama Whee
“Itu yang saya bingung kemarin kenapa kok mereka diizinkan. Pernah kejadian dulu di Singapura kalau tidak salah Uber mau bangkrut lalu dibeli oleh Grab Singapura, dan itu tidak boleh karena mereka satu jenis platform,” kata dia.
Tesar lantas mengungkapkan sejumlah dampak ketika kedua perusahaan digabung.
Selain PHK, kekhawatiran yang perlu diwaspadai soal perlindungan data pribadi para pengguna.
Tiktok yang berinduk pada grup Bytedance, merupakan raksasa teknologi asal Tiongkok. Bukan hanya para pengguna atau konsumen Tokopedia saja.
Namun, data-data penting seperti perilaku berbelanja konsumen di tanah air hingga tren suatu produk, juga bisa dibaca oleh si pengendali perusahaan, dalam hal ini Tiktok yang memiliki 75 persen sahamnya di Tokopedia.
“Datanya akan mereka kuasai, apalagi ini dibilang mereka punya pusat di luar negeri, ini perlu kita siasati. Lalu berikutnya sudah kejadian seperti ini, pemerintah sudah kepalang basah,” tutur Tesar.
Dia pun meminta semua pihak segera memikirkan langkah ke depan setelah PHK terjadi.
Hal-hal yang dikhawatirkan seperti keamanan data (seller-buyer) tidak digunakan demi kepentingan asing.
“Ini yang ditakutkan, pemain lokal jadi kalah. Regulasi harus benar-benar dipikirkan, jangan sampai kejadian seperti itu terulang lagi sehingga pemain besar makin kuat dengan dia 'mencaplok',” tegas Tesar. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tokopedia Berbagi 5 Ide Kegiatan Akhir Pekan yang Ramah Tanggal Tua, Yuk Disimak!
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi