Pascakericuhan Lapas Perempuan Pontianak, Juleha: Kami Masih Bersiaga

Rabu, 29 September 2021 – 14:12 WIB
Kepala Lapas Perempuan Klas II A Pontianak, di Kalimantan Barat, Juleha mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih bersiaga pascakericuhan, Selasa sore (28/9) karena penolakan warga binaan dampak dilakukan razia handphone oleh petugas Lapas. (Foto ANTARA/HO)

jpnn.com, PONTIANAK - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Klas II A Pontianak ricuh, Selasa (28/9) sore. 

Kericuhan terjadi akibat para warga binaan menolak razia handphone yang dilakukan oleh petugas lapas. 

BACA JUGA: Peradi Beri Penyuluhan kepada Warga Binaan Lapas Perempuan

"Hingga saat ini kami masih bersiaga, antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Lapas Perempuan Klas II A Pontianak Juleha, Rabu (29/9), di Pontianak. 

Menurut Juleha, kericuhan tersebut mengakibatkan kerusakan pada beberapa fasilitas Lapas Perempuan Klas II Pontianak. 

BACA JUGA: Terjadi Kericuhan di LP Perempuan Pontianak, TNI-Polri Sampai Turun Tangan

Di antaranya, fasilitas wartel khusus atau alat komunikasi warga binaan dengan keluarga sebagai kompensasi karena warga binaan tidak boleh menggunakan atau memiliki handphone, kemudian meja dan kursi, serta beberapa titik CCTV.

Dalam kericuhan itu, tidak ada petugas lapas yang menjadi korban. 

BACA JUGA: Lihat, Perempuan Cantik Itu Ditangkap Polda Jatim, Juragan di Mana Kau?

"Alhamdulillah tidak ada petugas kami yang menjadi korban kekerasan dari kericuhan tersebut," kata Juleha.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwilkumham Kalimantan Barat Eka Jaka Riswantara menyatakan kericuhan di Lapas Perempuan Pontianak sudah bisa diatasi dan tidak ada korban kekerasan di pihak petugas.

"Alhamdulillah kericuhan sudah bisa kami atasi, dan ini juga berkat dukungan TNI dan Polri,” katanya. 

Dia menepis terjadinya penyanderaan terhadap tiga petugas lapas. 

“Yang terjadi juga bukan penyanderaan, tetapi ketika kericuhan terjadi tiga petugas sedang berada di dalam blok atau sedang bertugas, dan mereka juga akhirnya dikeluarkan oleh warga binaan," katanya.

Menurut dia, hal itu didasarkan dengan tidak ada petugas Lapas Pontianak yang disakiti atau dipukuli warga binaan. 

Terkait aksi bakar-bakaran, mereka (warga binaan) juga berniat sebagai aksi protes saja, bukan bermaksud untuk membakar lapas.

"Kericuhan terjadi di Blok Melati dan Blok Mawar dan memang LP Perempuan Pontianak baru memiliki dua blok tersebut," katanya.

Petugas memang sedang gencar-gencarnya melaksanakan razia di lapas diseluruh Indonesia, termasuk razia handphone dan jaringan listrik, Selasa sore kemarin.

Dia menjelaskan sudah menjadi risiko kalau melakukan penertiban maka akan ada dampak yang akan timbul, seperti penolakan dari warga binaan tadi.

"Penertiban handphone bertujuan menekan atau mencegah agar tidak ada pengendalian narkoba dari LP menggunakan telepon genggam itu termasuk aktivitas lainnya," ujarnya.  (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler