jpnn.com, JAKARTA - Kepala kantor Komnas HAM perwakilan Papua Frits Ramandey mengimbau kepada para pengungsi di Wamena, tidak menyebarkan informasi negatif dan hoaks terkait kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9) kemarin. Sebab, adanya informasi negatif bisa memperkeruh keadaan sosial di Papua, khususnya Wamena.
"Kalau di antara para pengungsi mengalami insiden langsung saat kejadian, sebaiknya jangan menyebarkan informasi atau kabar yang bernada provokasi lagi," kata Frits, Senin (7/10).
BACA JUGA: Jumlah Pengungsi Korban Kerusuhan Wamena menurut Panglima TNI
Selain memperkeruh kondisi sosial, kata Frits, informasi negatif acap kali dimanfaatkan dan diputarbalikkan kelompok tertentu. Nantinya, informasi itu bisa melahirkan kebencian, dan dendam.
"Oleh karena itu, pemerintah kabupaten dan kota mesti mencegah kelompok-kelompok atau aktor yang berpotensi meresahkan masyarakat," lanjut dia.
BACA JUGA: Pemprov Banten Berikan Santunan untuk Warga Terdampak Kerusuhan Wamena
Sementara itu, politikus Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Tsamara Amany mendukung imbauan yang dikeluarkan Komnas HAM Papua. Terutama, menghentikan arus informasi yang dipelintir terkait kerusuhan Wamena.
"Yang dikhawatirkan berita pelintiran ini bisa memicu kerusuhan. Semua butuh suara-suara positif di berbagai media, bukan suara negatif yang justru memicu amarah," kata dia kepada wartawan, Senin.
Menurut dia, banyak warga menjadi terdampak dari arus informasi pelintiran. Karena itu, dia turut mengimbau seluruh elemen bangsa tidak mudah memercayai informasi negatif.
"Sebab, banyak yang terkena dampak, maka saatnya tumbuhkan sikap solidaritas. Baik saling memberi bantuan atau dukungan kepada pengungsi, ataupun saling menjaga dan mengingatkan agar tidak mudah percaya setiap ada berita-berita negatif yang mengarah kepada perpecahan Papua," timpal dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan