Pasien COVID-19 Jangan Konsumsi Makanan Mengandung Lemak Berlebih

Kamis, 19 Agustus 2021 – 12:07 WIB
Ilustrasi - Tim Satgas COVID-19 DKI Jakarta menempelkan stiker di rumah yang penguninya sudah vaksinasi di kawasan RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara, Jumat (13/8/2021). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik dr Juwalita Surapsari mengingatkan mereka yang terpapar COVID-19 penting mengatur pola makan, jangan sampai berlebih dalam mengonsumsi lemak.

Menurut spesialis gizi klinik dari PPSI Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia ini, asupan lemak terutama yang sifatnya lemak jenuh, bisa memperparah gejala COVID-19.

BACA JUGA: 15 WNI di Afghanistan Kapan Dievakuasi?

"Konsumsi banyak lemak terutama lemak jenuh akan bisa menyebabkan kondisi peradangan lebih berat. Akhirnya yang mungkin keluhannya ringan tetapi karena konsumsi yang salah, akhirnya menjadi lebih berat gejalanya," ujar Juwalita dalam webinar bertajuk 'Bahaya Salah Asupan Saat Pandemi dan Isoman', Rabu (18/8).

Juwalita mengatakan, asupan tinggi lemak mempengaruhi reseptor tempat melekatnya virus SARS-CoV-2 atau ACE-2 sehingga membuatnya lebih mudah dimasuki virus.

BACA JUGA: Ibu Shinta Mengingatkan Soal Terorisme Berbaju Agama

Selain itu, salah satu jenis lemak, yakni yang sifatnya jenuh bisa meningkatkan pengeluaran mediator yang sifatnya inflamasi dari sel imun.

Akhirnya bila inflamasi terjadi makin berat, akan memperparah gejala COVID-19 pasien.

BACA JUGA: HNW Sindir Usulan Amendemen UUD 1945, Singgung Rumor Pemilu 2024 Diundur

Di sisi lain, diet tinggi lemak juga mempengaruhi kondisi bakteri baik dalam usus, menyebabkan terjadinya peradangan menyeluruh yang akhirnya menurunkan sistem imun tubuh.

"Mikrobiota di dalam tubuh ini punya manfaat luar biasa, tidak hanya menjaga kesehatan saluran cerna juga berdampak pada sistem imunitas tubuh karena membantu mengaktivitasi sel-sel imun tubuh, meskipun kelihatannya hanya di usus," ucapnya.

Lemak termasuk salah satu komponen yang perlu dibatasi bila ingin mendapatkan kondisi tubuh sehat termasuk respons imun yang baik.

Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi lemak 20-25 persen dari total energi (702 kkal) atau setara dengan 5 sendok makan per orang per hari (67 gram).

Lalu, pola makana seperti apa yang dianjurkan untuk para pasien COVID-19 termasuk yang sedang menjalani isolasi mandiri?

Juwalita menyarankan diet bergizi seimbang, seperti anjuran organisasi kesehatan dunia (WHO) yakni konsumsi makanan segar dan minim olahan.

Tujuannya untuk mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan mencakup vitamin mineral, serat makanan, protein dan antioksidan demi pemulihan lebih baik dan cepat.

"Karbohidrat misalnya dari beras merah, beras cokelat, umbi-umbian."

"Protein bisa dari makanan segar seperti seafood (ikan, udang), ayam tanpa kulit, daging sapi, kacang-kacangan seperti kedelai, almond."

"Ingat, setiap orang butuh magnesium, selenium, mikronutrien untuk bisa menyempurnakan diet sehat," pungkas Juwalita.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler