jpnn.com - Hari ini (1/12) jutaan orang memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia. Pada peringatan kali ini, sengaja diangkat tema tentang pergeseran tren dalam faktor risiko. Pelanggan PSK kembali mendominasi distribusi pasien mematikan itu.
---
BACA JUGA: RS Depati Hamzah Proses Penilaian Naik Kelas
SIANG itu Poli Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD dr Soetomo, Surabaya tampak ramai. Seperti hari-hari biasanya, ada beberapa orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang antre untuk mengambil obat antiretroviral (ARV) secara rutin. Sesekali muka ODHA itu ditutupi masker dan jaket agar tidak diketahui identitasnya. Namun, ada juga yang sudah mulai terbuka dan membaur dengan petugas poli.
Di sebelah ruang antrean obat, terdapat salah satu ruangan untuk tes HIV. Hari itu memang tak banyak yang diperiksa, hanya sekitar dua orang.
BACA JUGA: UMP Belum Ditetapkan, Pemprov Diminta Tegas
Meski terbilang sedikit, setidaknya itu menunjukkan bahwa setiap hari ada orang yang memeriksakan diri.
Koordinator UPIPI RSUD dr Soetomo dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI FINASIM mengatakan, hampir setiap hari poli tersebut melayani pasien yang menjalani tes HIV. Dalam sehari, menurut dia, pasien yang datang bisa sekitar 3-4 orang dengan usia rata-rata 30-40 tahun. "Rata-rata yang datang masih usia produktif," ujarnya.
BACA JUGA: Pawai Kembang Telur Masuk MURI
Dia menjelaskan, sejak Januari hingga Oktober 2013, ada 1.130 pasien yang menjalani tes HIV di UPIPI. Di antara jumlah itu, 36 persen atau 415 pasien terdeteksi mengidap HIV. Angka tersebut merupakan hasil voluntary counseling test (VCT) yang dilakukan UPIPI. Pasien berinisiatif menjalani tes setelah berkonsultasi dengan dokter.
Selain VCT, ada provider initiated testing counseling (PITC). Yakni, pasien mendapat tawaran dari petugas medis untuk dites HIV. Namun, tidak semua pasien ditawari tes semacam itu. Hanya empat kelompok, yakni pasien TBC, infeksi menular seksual (IMS), pengguna narkoba, dan ibu hamil.
Dari hasil tes PITC, angkanya memang tidak sebanyak tes VCT. Sejak Januari hingga Oktober tahun ini saja, hanya sekitar 85 pasien yang bersedia dites dan 24 di antaranya positif terjangkit HIV. "Hasil PITC memang kecil, masih lebih banyak dari pendekatan VCT," jelas Erwin.
Berdasar pemeriksaan tersebut, ada hal yang menarik. Yakni, terjadinya pergeseran tren dalam faktor risiko. Pelanggan PSK kembali menduduki peringkat pertama distribusi pasien HIV. Menurut data UPIPI, sejak Januari-September tahun ini, ada 121 pasien yang diduga pelanggan PSK yang positif terinfeksi HIV. Padahal, tahun-tahun sebelumnya didominasi pasien pengguna narkoba dan ibu hamil. (dha/may/end/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ODHA Masih Alami Diskriminasi
Redaktur : Tim Redaksi