Sebuah penelitian baru menyoroti besarnya peran minuman beralkohol dikalangan pasien yang dilarikan ke unit gawat darurat di rumah sakit yang membutuhkan pertolongan darurat karena terluka atau kondisi sakit lainnya.Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Australasian College untuk Kedokteran Gawat Darurat memonitor 8 unit gawat darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru sepanjang Desember tahun 2014 lalu dan menelaah sekitar 10 ribu pasien. Ternyata penelitian ini mendapati pada puncak waktu-waktu orang banyak mengkonsumsi minuman alkohol, seperti pada akhir pekan, lebih dari satu dari 8 pasien yang dilarikan ke unit gawat darurat rumah sakit adalah karena luka terkait dengan alkohol atau kondisi medis. Sementara selama hari-hari biasa prevalensi angkanya lebih kecil yakni satu dari 12 orang. Peneliti utama dalam riset ini, Associate Professor Diana Egerton Warburton mengatakan angka ini sangat luar biasa tinggi. "Angka ini sangat mengejutkan dan ketika Anda melihat ada lebih dari tujuh juta orang yang dilarikan ke unit darurat setiap tahun di Australia, maka angka ini setara dengan setengah juta orang per tahun, "katanya. "Kami melihat orang-orang ini antara lain terluka akibat sopir mabuk atau anak yang terluka karena mengabaikan larangan mengkonsumsi alkohol oleh orangtua mereka. "Ada banyak orang yang terluka - hampir seperempatnya mengalami luka terkait dengan alkohol. Beberapa diantara mereka terluka secara tidak sengaja, tapi sebagian lainnya sengaja dan kami juga melihat ada banyak pasien yang memiliki masalah dengan kesehatan mental serta serangkaian masalah medis seperti penyakit hati atau pankreas." Menurut Warburton, penelitian ini juga menemukan kalau pasien yang terdampak alkohol kecenderunganya lebih memerlukan bantuan pernafasan dan tiba dengan ambulan atau diantar polisi. "Satu orang pemabuk dapat mengganggu seluruh unit gawat darurat. Mereka kerap agresif dan berbuat kekerasan, membuat staf merasa tidak aman dan berdampak negatif bagi pasien yang lain," kata Associate Professor Warburton. "Pasien yang terpengaruh alkohol dengan kadar yang kecil saja bisa mengganggu unit gawat darurat lebih parah dari pasien pecandu narkoba," Para peneliti telah menggunakan temuan ini untuk menyerukan langkah-langkah hukum pengurungan yang berlaku di New South Wales agar diterapkan di semua yurisdiksi Australia. Asosiasi Profesor Egerton-Warburton mengatakan ada bukti bahwa aturan penutupan awal tempat yang menjual minuman alkohol berlisensi dan pembatasan penjualan alkohol yang dibawa pulang ternyata efektif untuk mengurangi bahaya yang berhubungan dengan alkohol. "Dan saya pikir itu adakah dua hal penting yang bisa kita lakukan untuk menghentikan orang-orang seperti saya untuk melakukan panggilan telpon ke seseorang di atas pukul satu pagi hanya untuk memberitahukan mereka bahwa putra atau putrinya mati otak," katanya.
BACA JUGA: Di Pulau Ini Kambing Justru Menjadi Hama
BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Australia Turnbull Sampaikan Duka Serangan Paris dalam Bahasa Perancis