jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tak memungkiri penerapan pemasangan Sistem Monitoring Pengendalian (SMP) dengan berbasis IT Radio Frequency Indentification (RFID) di seluruh SPBU molor dari target awal. Senior Vice Presiden Retail Marketing PT Pertamina, Suhartoko, menuturkan bahwa molornya pemasangan RFID lantaran Pertamina dan PT Inti ingin memastikan kehandalan alat pemantau pembelian BBM itu.
"Kita sedang mengujikan sistem, karena jika sistemnya terkendala ini akan merugikan, makanya kita pastikan sistemnya handal terlebih dulu dan ini sudah sepuluh hari tidak mati. Target kita untuk 14 hari," ujar Suhartoko di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Rabu (23/10).
BACA JUGA: Kendaraan Dinas BJB Gunakan BBM Non Subsidi
Pertamina dan Inti, katanya, bisa saja langsung menerapkan alat RFID tersebut. Namun, lanjutnya, sistem itu harus benar-benar teruji kelayakannya.
"Kalau sistem ini mati, tidak bisa melayani masyarakat secara total. Kalau DKI saja mati selama 10 menit, ya kan pasti kegegeran, makanya kita pastikan handal dahulu, agar tidak merugikan semua pihak," pungkasnya.
BACA JUGA: Anggaran Rp4,5 Triliun, Sebagian untuk Bansos
Sedianya pemasangan RFID dilakukan secara bertahap mulai 1 Juli lalu. Namun hingga bulan Oktober ini pemasangan RFID belum juga dilakukan.
Nantinya RFID akan dipasang di 5.027 lebih di SPBU seluruh Indonesia. Pemasangan pertama RFID akan dimulai di SPBU Jabodetabek.(chi/jpnn)
BACA JUGA: Juklak Hasil Mediasi BRI Jangan Membingungkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Indonesia dan Standard Chartered Jalin Kerjasama
Redaktur : Tim Redaksi