Pasukan Kadhafi Kuasai Kota Minyak

Sabtu, 12 Maret 2011 – 06:15 WIB

TRIPOLI - Pengakuan Barat terhadap pemerintahan tandingan Muammar Kadhafi, tak membuat gentar pemimpin 68 tahun ituTapi, tokoh berjuluk Brotherly Leader itu mengaku sedih dan kecewa dengan revolusi yang dilakukan rakyat terhadap rezimnya

BACA JUGA: Banjir Bakal Ganggu Kunjungan Pangeran William ke Australia

Dia merasa rakyat Libya telah mengkhianatinya


"Dia tidak pernah membayangkan semua ini akan terjadi

BACA JUGA: Ceroboh, Permintaan Maaf AS Tidak Cukup

Itulah yang membuat dia sedih
Sebab, selama ini, dia telah banyak berjuang demi rakyat Libya," kata Meftah Missouri, penerjemah bahasa Prancis Kadhafi, mengutip pernyataan pria yang telah empat dekade lebih menguasai Libya itu

BACA JUGA: Korban Tewas Gempa-Tsunami Jepang 32 Orang

Kemarin (11/3), dalam wawancara dengan Agence France-Presse, dia mengungkapkan kekecewaannya.

Sebagai orang dekat yang sudah 16 tahun terakhir menjadi penerjemah resmi Khadafi, Missouri bisa memaklumi kekecewaan bosnya"Dia merasa dikhianati rakyatTermasuk sepupunya sendiri, Ahmed Kadhaf al-Dam," kata mantan diplomat yang menyandang gelar doktor ilmu sejarah tersebutKarena itu, Kadhafi ngotot bertahan pada posisinya

Menurut Missouri, Kadhafi adalah sosok pemimpin yang sangat percaya pada mujizatBahkan, dalam suasana genting seperti ini pun, Kadhafi tetap mengharapkan datangnya keajaiban"Mujizat memang adaTapi, tetap harus ada dialog untuk menyelesaikan krisis (Libya)Mereka yang berbicara soal dialog, harus membicarakan konsesi jugaSaya tak yakin Kadhafi mampu," lanjut pria 61 tahun tersebut

Sayang, dalam kekecewaannya, Kadhafi tetap membiarkan bentrok sipil terjadi di beberapa kota besar LibyaKemarin, kubunya sukses merebut kendali Kota Ras Lanuf dalam bentrok berdarahTapi, kubu antipemerintah yang sempat menguasai kota minyak tersebut tidak diam sajaMereka membalas serangan pasukan Kadhafi dengan sengit

"Kami belum tahu apa yang sebenarnya terjadi di Ras LanufYang jelas, sampai sekarang masih terus terjadi bentrokKarena itu, kami akan meluncur ke sanaKami akan berperang dan kami akan menang," ungkap Salem Abdulrahman, seorang pejuang antipemerintah, sambil menyandang senapanKarena itu, dia mengimbau warga sipil dan kru media menghindari Ras Lanuf

Akibat bentrok yang berlangsung sejak Kamis lalu (10/3) itu, sebanyak sepuluh orang tewasSedangkan, belasan lainnya terluka"Saya yakin, jumlah itu akan bertambahMasih banyak korban yang belum berhasil kami evakuasi dari wilayah tersebut," lapor dokter Salem Langhi dari Kota BregaApalagi, pasukan Kadhafi melarang ambulans yang dikirimkan ke Ras Lanuf, masuk kota

Konon, pasukan yang loyal kepada Kadhafi itu tiba di Ras Lanuf dengan sejumlah kapal dan tankBBC melaporkan, setelah pasukan Kadhafi sukses menduduki Ras Lanuf, pasukan antipemerintah bergeser ke arah timurSaif al-Islam, putra Kadhafi, juga mengimbau pasukan antipemerintah yang berada di Kota Benghazi untuk segera pergiSebab, pasukannya sedang bergerak ke sana

Sementara itu, negara-negara Barat mulai terbelah menanggapi reaksi Prancis atas deklarasi pemerintahan tandingan Kadhafi di LibyaKemarin, dalam pertemuan Uni Eropa (UE) di Kota Brussels, Belgia, keputusan nekat pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy itu menuai protesPerdana Menteri (PM) Luksemburg Jean-Claude Juncker menyayangkan deklarasi Sarkozy yang menurut dia terlalu emosional itu.

"Saya rasa, (para pemimpin) Eropa seharusnya menentukan sikap dalam pertemuan iniBukan sehari menjelang pertemuan," ujarnya menyindir SarkozyMeski didukung Inggris, Prancis menjadi negara Eropa pertama dan satu-satunya yang secara resmi sudah mengakui pemerintahan oposisi LibyaSementara, pertemuan UE yang melibatkan para menhan negara-negara anggota NATO baru dimulai kemarin

Prancis dan Inggris yang sepakat mengakui pemerintahan oposisi Libya--meski baru Prancis yang mendeklarasikan sikapnya--memang sudah selangkah lebih majuJika negara-negara UE lainnya baru mulai membahas sikap mereka, dua negara sekutu itu bahkan sudah mulai mengonsep resolusi untuk Libya yang akan diserahkan ke Dewan Keamanan (DK) PBB dalam waktu dekat.

Sayangnya, Jerman dan Italia yang tercatat sebagai anggota tetap DK PBB kurang setuju dengan konsep resolusi Inggris dan Prancis ituSalah satu poin yang masih diperdebatkan adalah soal larangan terbang"Kami tidak ingin terlalu jauh terseret dalam konflik di Afrika UtaraKami lebih memilih perdamaian," kata Menlu Jerman Guido Westerwelle(hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Info Call Center di KBRI Tokyo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler