Pasukan Musuh Terobos Perbatasan, Menhan Langsung Jadi Pengangguran

Selasa, 16 November 2021 – 00:28 WIB
Armenia dan Azerbaijan di ambang perang terbuka terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Foto: ANTARA/Melik Baghdasaryan/Photolure via REUTERS/tm

jpnn.com, YEREVAN - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Senin menuding pasukan Azerbaijan menerobos perbatasan kedua negara, lapor kantor berita Interfax.

Akibat kejadian tersebut, Pashinyan memecat menteri pertahanannya.

BACA JUGA: DCA, Buah Kerja Keras Menhan Prabowo yang Dipuji Pak Jokowi di Depan Presiden Macron

Sementara itu, kantor berita Rusia lainnya, RIA, yang mengutip Dewan Keamanan Armenia juga memberitakan bahwa penerobosan perbatasan terjadi pada Minggu, namun pasukan Azerbaijan sudah angkat kaki dari sana.

Interfax yang mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menyebutkan bahwa pasukan Azerbaijan beroperasi di wilayah kedaulatan negaranya sendiri dan balik menuding Armenia melakukan "provokasi."

BACA JUGA: Disambut Menhan Prabowo, PM Malaysia Kunjungi Pabrik Senjata Pindad

Kejadian tersebut menandai eskalasi ketegangan di antara kedua negara pecahan Soviet itu, yang tahun lalu saling berperang selama 44 hari hingga menewaskan sedikitnya 6.500 orang dan berakhir dengan kemenangan yang menentukan bagi Azerbaijan.

Pashinyan tidak menyebutkan pada skala apa dugaan penerobosan itu dilakukan. Namun, ia mengatakan di pertemuan dewan keamanan bahwa dirinya telah memberhentikan Menteri Arshak Karapetyan atas kejadian tersebut.

BACA JUGA: Seruan Menhan Prabowo kepada Para Ilmuwan: Kami Sangat Membutuhkan Anda!

Kantor Berita TAS melansir bahwa Armenia telah mengadukan peristiwa itu ke Rusia dan aliansi militer negara-negara bekas Soviet, Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif (SCTO).

Perang tahun lalu atas kantong wilayah Nagorno-Karabakh berakhir dengan kesepakatan yang dimediasi oleh Rusia, di mana Moskow menerjunkan 1.960 penjaga perdamaian ke kawasan tersebut untuk periode lima tahun pertama.

Namun pakta tersebut menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab, seperti status hukum Nagorno-Karabakh dan warga Armenia di sana, yang jumlahnya mencapai hingga 150.000 orang sebelum terjadi perang. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler