Pasuruan Tertibkan Arah Kiblat

Senin, 07 Juni 2010 – 13:38 WIB

BANGIL - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pasuruan baru-baru ini melakukan koordinasi dan sosialisasi tentang arah kiblat di beberapa masjidLalu dilanjut dengan pengukuran oleh tim Kemenag Jatim dan daerah bersama badan hisab dan rukyat (BHR)

BACA JUGA: Gubernur Aceh Tolak Pemekaran

Ada sebelas masjid besar di Kabupaten Pasuruan diukur
Hasilnya, tim mencatat ada pergeseran sekitar 0,1 sampai 8 derajat dari arah kiblat.

Kasi Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag Kabupaten Pasuruan Munif Armuza mengakui hal itu

BACA JUGA: Bina Desa Percontohan Syariat Islam

Munif menceritakan, iktikad untuk menertibkan arah masjid/musalla itu sesuai dengan ainul ka`bah (kiblat yang mendekati kenyataan).

"Sebenarnya kami hanya meneruskan kebijakan dari Kemenag Pusat
Dan sesuai dengan kajian dan telaah, ditengarai karena gempa terjadi beberapa kali, maka terjadi pergeseran dari lempengan bumi

BACA JUGA: PONTIANAK: Video Mesum Mirip Ariel-Luna Resahkan Orangtua

Ini berpengaruh pada arah kiblat," ujar Munif.

Munif menceritakan pada awal Januari 2010 lalu ada seminar di UII JogjakartaDari hasil kajian itu kemudian dibentuk tim yang melibatkan Depag, pakar geofisika, kementerian dan unsur ormas Islam.

"Sampai akhirnya, Pak SDA (Menteri Agama Suryadharma Ali, Red) menghadap Presiden untuk membicarakan hal iniKemudian masjid Baiturrahim di Istana menjadi salah satu masjid yang sempat diukurDan ternyata betul, ada pergeseran sekitar lima derajat dari ainul kakbah," cetus MunifNah, dari hasil kajian tersebut, lanjut Munif, pihak dirjen bimas Islam dan juga pembinaan syariah meminta ada pengukuran masjid se-IndonesiaSementara, untuk di wilayah Kabupaten Pasuruan dilakukan pertemuan terlebih dulu agar tidak muncul konflik.

"Dari hasil koordinasi dengan ormas Islam, maka perlu dilakukan sampel duluAda 10 masjid yang ada barat, timur, utara dan selatan, plus 1 masjid besar Bangil yang diukurPengukuran dilakukan 5-10 Mei lalu," imbuh MunifDari hasil pengukuran 11 masjid itu menggunakan beberapa alat geofisikaMulai kompas, GPS maupun alat lainSaat pengukuran juga disaksikan takmir masjid dan perwakilan unsur ormas terkait.

Pihak Kemenag juga meminta ada klarifikasi dari takmir masjid maupun ormas Islam soal hal iniSebab, dari sampel 11 masjid besar ini, akan ditindaklanjuti masjid besar ke beberapa masjid/musala lain di wilayahnya.

"Setelah dilakukan pengukuran, kami juga berikan sertifikatPrinsip dari pengukuran ini, kami tidak menekankan pada perubahan fisik masjidBiarkan masjid tetap seperti ituHanya saf­-nya saja yang bergeser," tegasnya.

Munif meminta hal ini tidak menjadikan resah di kalangan umatSebab, ini menjadi koreksi bersama untuk kesempurnaan syarat salat"Bagaimanapun juga, salat kita semua sudah ditegaskan harus menghadap satrol masjidil haramJustru ini adalah persoalan yang vital untuk kemantapan salat kita semua," cetusnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Pasuruan KH Yazid Manan mengaku belum sepenuhnya menerima program kemenag iniIa malah khawatir justru dengan aksi pengukuran masjid yang dilakukan tim dari kemenag bisa meresahkan jamaah.

"Terus terang ada kekhawatiran ini bisa meresahkan jamaah masjidTapi, saya mengimbau agar umat tetap tenangJangan risau dan resah," cetus Yazid, saat dihubungi kemarinYazid juga belum sepenuhnya percaya soal alat yang digunakanSelain alat yang bisa juga salah, pihak kemenag sehaarusnya juga mempertimbangkan pendapat beberapa imam masjid.

Selain itu, sesuai dalih usul fiqih, Al ijtihad la yunqodlu bil ijtihad (Ijtihad itu tidak bisa dikalahkan oleh ijtihad yang baru), maka Yazid menilai pengukuran masjid inipun belum bisa mengalahkan sesuatu yang sudah lama ijtihad dilakukan umat Islam terdahulu"Saya kira ini masih banyak pro kontranya," imbuhnya(day/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BATAM: Baru 500 Guru Tersertifikasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler