Paula Verhoeven; Dari Modeling ke Akting

Tak Mau Kembali ke Masa Suram

Minggu, 23 November 2014 – 14:01 WIB
Paula Verhoeven (tiga dari kiri). Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

jpnn.com - PAULA Verhoeven, 27, menekuni profesi sebagai model profesional selama delapan tahun terakhir. Kali ini Paula membuat langkah penting dalam karirnya. Dia memutuskan bermain film. Paula memerankan Diva dalam film Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.

Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, itu seolah tidak bisa terlepas dari dunia modeling. Keterikatan Paula dengan bidang tersebut sangat kuat. Itu terjadi karena kemampuan dia sebagai seorang peragawati.

BACA JUGA: Riset Film, Erwin dan Salman Kunjungi Penjara Bung Hatta di Belanda

Jalan Paula memasuki dunia modeling ternyata tidak mulus. Padahal, secara fisik, dia punya modal utama sebagai model. Tinggi badannya 183 cm.

Sejak kecil posturnya sudah tinggi bila dibandingkan dengan usia sebayanya. Gara-gara itu, dia merasa kurang percaya diri. Untuk mengatasi itu, Paula mengikuti sekolah modeling sejak usia belasan. Lalu, mengikuti kontes modeling.

BACA JUGA: Slank Dikecam Dukung Jokowi Naikkan BBM

’’Waktu umur 13 tahun, saya ikut Gadis Sampul. Sejak saat itu, saya sering ikut perlombaan. Ternyata di situlah passion saya,’’ tutur Paula saat ditemui setelah pemotretan di kawasan Bangka, Jakarta Selatan belum lama ini. 

Lulus SMA pada 2005, dia memutuskan pindah ke Jakarta untuk menjadi model profesional. Sayangnya, Paula yang saat itu memiliki berat badan 70 kg harus menelan kekecewaan. Agen model dan desainer menolak dia mentah-mentah. ’’Baju-baju desainer yang saya coba tidak muat,’’ ungkapnya.

BACA JUGA: Adegan Romantis Bangku Permanen TFIOS di Fox Studio

Dari penolakan itu, Paula bertekad menurunkan berat badan. Itu dimulai dengan mengatur pola makan. Selain itu, dia berolahraga yang bisa menurunkan lemak dalam tubuh. ’’ Belum tahu kalau model itu harus jaga makan segala. Mmm…tahu sih, cuma males aja ngelakuin,’’ ungkap Paula.

Mengubah kebiasaan makan tidak sulit bagi juara 1 Elite Model Look 2003 itu. Keinginan besarnya menjadi model membuat dia bersemangat diet dengan benar. Dia tetap makan karbohidrat dan daging. Tetapi, porsinya dikurangi. Lalu, dia memperbanyak konsumsi sayur dan buah. ’’Maunya diet, kurus, tapi bonus sehat. Saya banyak belajar dari Mas Ade Rai,’’ tambahnya.

Saat itu Paula kuliah public relation di London School of Public Relation Jakarta. Dia berfokus kepada belajar dan program dietnya. Alhasil, dia berhasil menurunkan berat badan menjadi 55 kilogram setahun kemudian. Setelah kuliah rampung, Paula mencoba casting model lagi. Dia memilih Singapura sebagai pijakan pertamanya menjadi model profesional.

Ternyata itu pun tidak berjalan mulus. Dia beberapa kali mengikuti casting, tetapi tidak bisa lolos. Akhirnya dia mendapat kesempatan menjadi model di Singapura pada 2010. Dia mengibarkan karirnya di sana. ’’Selama ini saya sudah repot aja bolak- balik Jakarta–Singapura. Alhamdulillah, tahun ini mulai Januari hingga April mendapat kesempatan berkarir di Milan,’’ ucapnya. Tanggapannya cukup positif. Hanya, bagi Paula, cuaca di sana memberikan tantangan besar.

Meskipun kesempatan berkarir di modeling internasional terbuka lebar, Paula tidak ingin berpindah domisili ke negara lain. Menurut dia, tempat tinggal yang paling nyaman adalah Indonesia. Sedangkan luar negeri hanya tempat untuk berkarir dan mencari pengalaman.

Bagi Paula, modeling adalah hidupnya. Perempuan berdarah Belanda-Tionghoa-Jawa itu sangat senang punya kesempatan mengenakan gaun-gaun indah rancangan desainer ternama. Karena itu, dia bertekad terus berada di dunia model sampai sudah tidak mendapatkan tawaran lagi.

’’Meskipun sudah menikah, selama masih jaga badan, pastinya masih (jadi model), ya. Saya nggak mau balik ke masa suram itu. Yang gendut, susah cari baju, pokoknya nggak pede,’’ tuturnya. (yas/c4/jan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Sikap Slank saat Jokowi Naikkan Harga BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler