jpnn.com - JPNN.com - Paus Fransiskus merasa perayaan Natal sudah bergeser dari makna yang sesungguhnya. Menurutnya, Natal telah "disandera" oleh hal-hal duniawi yang membutakan umat.
Keresahan tersebut disampaikan Fransiskus dalam khotbah misa malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (24/15).
BACA JUGA: Hebohnya Natalan Pertama Stefan William-Celine
Di hadapan 10 ribu jemaah dia menekankan, pesan Natal sesungguhnya adalah kerendahan hati, kesederhanaan dan misteri.
"Jika kita ingin merayakan Natal secara otentik, kita perlu merenungkan hal-hal ini: kesederhanaan nan rapuh seorang bayi yang baru lahir, kelembutan di mana dia berbaring, kasih sayang nan lembut sebuah lampin. Tuhan ada di sana," ujar Fransiskus.
BACA JUGA: Ahok Ucapkan Selamat Natal
Sang pemimpin umat Katolik dunia mengingatkan bahwa ketika Yesus lahir banyak orang-orang di sekitarnya yang menolak untuk percaya.
Banyak juga yang menanggapi dengan sikap tidak acuh.
BACA JUGA: Natalan, 6.707 Kantongi Kortingan Hukuman
Semua itu, lanjutnya, bisa terulang lagi di masa sekarang. Ketika Natal hanya menjadi sebuah pesta dengan manusia sebagai pusatnya, dan bukan Yesus.
"Ketika kemilau materialisme menempatkan cahaya tuhan di dalam bayang-bayang. Ketika kita disibukkan dengan hadiah-hadiah, tetapi dingin terhadap mereka yang termarginalkan," papar Fransiskus.
"Semua keduiniawian ini telah menyandera Natal. Dia (natal) perlu dibebaskan," tambahnya.
Ribuan orang berkumpul di luar basilika untuk menyaksikan khotbah Fransiskus tersebut melalui big screen.
Sementara ribuan personel kepolisian menjaga ketat gereja utama umat Katolik itu.
Lebih lanjut dalam khotbah misa malam Natal ketiganya sebagai paus tersebut, Fransiskus mengatakan, bayi Yesus seharusnya mengingatkan semua kepada mereka yang menderita hari ini. Terutama anak-anak.
"Mari kita membiarkan diri kita merasa tertantang oleh anak-anak dunia saat ini, yang berbaring tidak di tempat tidur dengan belaian kasih sayang ibu dan ayah, melainkan menderita dalam kandang yang menghancurkan harga diri, bersembunyi di bawah tanah menghindari pengeboman, di trotoar-trotoar jalanan kota besar, di dasar kapal yang sesak oleh imigran," tuturnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Berlakukan Siaga Satu, Ini Penjelasan Pak Tito
Redaktur & Reporter : Adil