jpnn.com, VATIKAN - Paus Fransiskus terang-terangan menyatakan tidak setuju dengan kudeta militer yang baru-baru ini terjadi di Myanmar. Dia juga mengungkapkan solidaritas bagi rakyat negara dengan nama lain Burma tersebut.
Paus Fransiskus, berbicara pada pidato Minggu di Lapangan Santo Petrus, mengatakan bahwa dirinya mengikuti situasi di Myanmar, dan merasakan keprihatinan yang mendalam.
BACA JUGA: Rakyat Myanmar Tidak Takut, Turun ke Jalan Melawan Kediktatoran Militer
Puluhan ribu orang berunjuk rasa di seluruh Myanmar pada Minggu untuk mengecam kudeta 1 Februari dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, dalam protes terbesar sejak Revolusi Saffron 2007 yang membantu melahirkan reformasi demokrasi.
Kudeta militer di Myanmar, juga dikecam oleh para pemimpin dunia serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.
BACA JUGA: Rezim Militer Gagal Total, Warga Myanmar Berhasil Mengakses Media Sosial
Militer Myanmar membatalkan hasil pemilihan umum yang dimenangi Aung San Suu Kyi dengan argumen terjadi kecurangan dan menahan peraih Nobel Perdamaian itu dengan alasan Suu Kyi melakukan pelanggaran hukum dengan mengimpor handy talky secara ilegal.
Presiden AS Joe Biden mengatakan,bahwa tak diragukan lagi dalam sistem demokrasi, militer tak bisa membatalkan hasil pemilihan umum. (ant/dil/jpnn)
BACA JUGA: Tegas! Joe Biden Hanya Memberi Satu Pilihan kepada Rezim Militer Myanmar
Redaktur & Reporter : Adil