jpnn.com - ITALIA - Pemimpin gereja Katolik paus Fransiskus meminta negara-negara di Eropa tetap menyambut para pengungsi walaupun mengandung risiko keamanan dan tantangan lainnya.
Permintaan ini menyusul adanya kebijakan nilai-nilai kemanusiaan Eropa diyakini bisa mengatasi tekanan kedatangan budaya dan tradisi yang berbeda.
BACA JUGA: Gara-Gara Ini, Jerman Usir Para Migran Dalam Jumlah Besar ke Austria
Permintaan itu disampaikan Paus pada pertemuan dengan para diplomat di Vatikan, Senin (11/1).
"Banyak pengungsi dari Asia dan Afrika melihat Eropa sebagai sinar dan prinsip, seperti kesamaan hak di depan hukum dan nilai-nilai yang melekat dalam umat manusia," jelasnya.
BACA JUGA: EDAN! Lima Begundal Bergiliran Perkosa Gadis di Taman Bermain
Tahun lalu lebih dari satu juta pengungsi memasuki Eropa, sebagian besar melarikan diri dari kekerasan di Suriah, Irak, dan negara-negara lainnya.
Meskipun Paus mengakui bahwa jumlah para pendatang menimbulkan 'masalah yang tidak bisa dihindari' dan 'perubahan dalam struktur sosial dan budaya' negara penampung, namun sebagai negara yang memiliki rasa kemanusiaan tetap harus mengakomodir para pengungsi ataupun pendatang dari luar.
BACA JUGA: Obama Ogah Dukung Calon Demokrat sebelum Konvensi
"Sama pentingnya adalah kekhawatiran akan keamanan, yang semakin diperkuat dengan berkembangnya ancaman terorisme internasional."
Krisis pendatang ini -yang terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II- juga menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan negara-negara anggota Uni Eropa karena sebagian ingin membatasi ketat kedatangan para pengungsi.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pastor Kanada yang Dihukum Kerja Paksa Seumur Hidup di Korut
Redaktur : Tim Redaksi