jpnn.com, JAKARTA - Indonesia kembali berpartisipasi dalam ajang seni rupa tertua dan terbesar di dunia, Venice Biennale atau La Biennale di Venezia.
Paviliun Indonesia yang mengangkat tema “Lost Verses: Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba” ini merupakan hasil karya kolaborasi tim artistik terpilih, yang terdiri dari Asmujo Jono Irianto (kurator), Yacobus Ari Respati (ko-kurator), Syagini Ratna Wulan dan Handiwirman Saputra (seniman).
BACA JUGA: 11 Alat Musik Indonesia Meriahkan Frankfurt Musikmesse 2019
Paviliun Indonesia secara resmi dibuka Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia Triawan Munaf pada Rabu (8/5). Triawan menyampaikan kebanggaannya akan kehadiran wacana seni rupa kontemporer Indonesia termutakhir melalui Paviliun Indonesia di Venice Biennale yang ke-58 ini.
“Paviliun ini merupakan representasi dari ciri khas bangsa Indonesia yang mengutamakan kebersamaan dalam keragaman. Paviliun tidak lagi menonjolkan sosok individu sebagaimana partisipasi kami sebelumnya, melainkan merupakan akumulasi dari buah pikir banyak kepala di dalam satu kelompok kerja yang bernegosiasi di tengah kebinekaan,” ujar Triawan di dalam sambutannya.
BACA JUGA: UKM Kreatif Mendapat Pelatihan Kelas Pengelolaan Keuangan Dari Bekraf
BACA JUGA: Kubu Prabowo – Sandi Minta Pemungutan Suara Ulang Pilpres di Jateng
Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba” sendiri merupakan sebuah peribahasa asal Minang yang diadaptasikan oleh tim artistik menjadi serangkaian instalasi yang terdiri dari lima komponen karya, yakni Meja Runding, Buaian, Susunan Kabinet, Ruang Merokok, dan Mesin Narasi.
BACA JUGA: Wow, Dangdut Bakal Hadir dalam SXSW 2019 di Texas
Kelima komponen karya ini mengisi area seluas 500 m2 di Ruang 340, Isolotto, The Arsenale—yakni area pameran yang merupakan bekas gudang persenjataan tertua di Venesia.
Para pengunjung Paviliun Indonesia diundang untuk menikmati karya yang hadir layaknya permainan atau labirin pemikiran melalui obyek-obyek yang ditampilkan, representasi tim artistik akan representasi makna menjadi Indonesia dan persilangannya dengan seni rupa kontemporer dunia. Hal ini selaras dengan tema besar Venice Biennale 2019, yakni “May You Live in Interesting Time.”
Penyelenggaraan Paviliun Indonesia ini merupakan satu dari ragam bentuk upaya Bekraf untuk mendorong keberlangsungan ekosistem ekonomi kreatif, salah satunya subsektor seni rupa, di Indonesia.
Selain itu, kehadiran Paviliun Indonesia ini juga sejalan dengan spirit diplomasi Indonesia dengan Italia yang memasuki usia ke-70, dengan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu tema yang diangkat.
“Paviliun Indonesia ini tidak hanya hadir sebagai ekspresi untuk membicarakan respons terhadap keadaan di masyarakat, melainkan sebuah ruang dialog antarbangsa di tengah kondisi global saat ini,” tutur Triawan.
Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019 ini diselenggarakan oleh Bekraf bersama Yayasan Design+Art Indonesia, dan terbuka untuk publik mulai 11 Mei 2019 hingga 24 November 2019.
BACA JUGA: Komentar Iwan Fals soal Penangkapan Pria Pengancam Penggal Kepala Jokowi
Kabar terbaru dari Venice Biennale 2019, Italia, bisa diikuti melalui kanal media sosial @bekrafID dan @lostverses2019 atau dengan tagar #LostVerses dan #VeniceBiennale2019. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bekraf Gelontorkan Bantuan Fasilitas Infrastruktur Fisik
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad