jpnn.com, KOTAWICE, POLANDIA - Delegasi Indonesia turut hadir di COP 24 UNFCCC di Katowice dan juga menyelenggarakan Paviliun Indonesia.
Paviliun itu sebaga bagian dari "soft diplomacy" yang telah menjadi bagian dari kebijakan negoisasi perubahan iklim Indonesia.
BACA JUGA: Konferensi Perubahan Iklim ke-24 Katowice Polandia Dimulai
Pada sambutan pembukaannya Senin siang (3/12) waktu setempat, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyatakan rasa terima kasihnya pada masyarakat Polandia dan Duta Besar Indonesia di Polandia.
Indonesia bukan hanya siap bernegosiasi, tetapi juga siap untuk menampilkan capaian Indonesia dalam pencegahan perubahan iklim.
BACA JUGA: Bank Sampah Tumbuhkan Sirkular Ekonomi Masyarakat
Menteri Siti menyatakan informasi komitmen dan upaya Indonesia dalam pengurangan emisi Indonesia, akan ditampilkan dan disampaikan di Paviliun Indonesia.
Seperti kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kebijakan, aturan, dan implementasi juga akan ditunjukkan.
BACA JUGA: Tata Kelola Gambut Indonesia Jadi Rujukan Pengetahuan Dunia
Disampaikan Menteri Siti Nurbaya bahwa semua pihak harus berperan di dalam pengurangan emisi untuk mengatasi perubahan iklim.
"Pertukaran informasi dan pengetahuan adalah salah satu cara terbaik, dan itulah yang akan dilakukan di Pavilion Indonesia", kata Menteri Siti.
Pavilion Indonesia bukan pengulangan kegiatan, tetapi kegiatan kontiniu yang terus meningkat kualitasnya.
Terdapat 53 sesi yang bisa menjadi rujukan negara lain bahwa Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan positif pencegahan perubahan iklim.
Agus Justianto, Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, selaku Penanggungjawab Pavilion Indonesia menyampaikan bahwa persiapan Pavilion Indonesia dimulai sejak 10 bulan lalu dengan kerjasama berbagai pihak.
Pavilion Indonesia dimaksudkan untuk menunjukkan pada dunia upaya-upaya Indonesia pada pencegahan perubahan iklim.
Agus menyampaikan ajakannya pada seluruh delegasi COP untuk berkunjung di Pavilion Indonesia.
Duta Besar Indonesia di Polandia, Peter F Gontha, dalam sambutannya menyatakan bahwa lingkungan harus dijaga dengan melalui Indonesia renewable economy.
Dalam hal pembangunan di Indonesia, disampaikan bahwa keberlanjutan adalah kunci dalam implementasi menjaga lingkungan.
"Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan peningkatan kualitas hidup dan keberlanjutan lungkungan. Kerja raksasa laksana tugas Herkules inilah tugas Indonesia ke depan", ucap Peter.
Lebih jauh disampaikan bahwa permasalahan lingkungan tidak bisa hanya menyalahkan pengembangan kelapa sawit misalnya. Semuanya harus dilakukan secara integral buat keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.
Saat ini Indonesia sudah siap untuk melakukan perubahan dalam paradigma pembangunan berkelanjutan melalui teknologi, terutama melalui implementasi energi terbarukan.
Transisi ke arah energi terbarukan juga bukan hal yang mudah, tapi bisa dilakukan secara bertahap.
Disinggung juga bahwa saat ini Indonesia sedang menyelesaikan permasalahan polusi plastik. Plastik inilah yang kemudian harus dikurangi dan bahkan sebaiknya tidak dipakai lagi.
Pembukaan Pavilion Indonesia ditutup dengan penampilan budaya dan tari Bali yang merupakan salah satu khasanah budaya Indonesia.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Delegasi Indonesia Siap Sukseskan COP 24 Katowice
Redaktur & Reporter : Natalia