jpnn.com, PONOROGO - Paguyuban Warga Ponorogo (Pawargo) menyelenggarakan halalbihalal pada Senin (24/4) malam.
Acara yang berlangsung di depan Pendopo Kabupaten Ponorogo tersebut dimeriahkan dengan pergelaran reog.
BACA JUGA: Jalan Santai dengan Milenial Ponorogo, Sekjen PDIP Ingin Soekarnois Muda Muncul
Selain itu, acara tersebut dihadiri bupati, wakil bupati, sesepuh reog, ulama, tokoh masyarakat, dan ditonton hampir seribu orang diaspora Ponorogo yang turut berbaur bersama dengan masyarakat.
Dibuka dengan sambutan Ketua Umum Pawargo Susiwijono Moegiarso, acara dilanjutkan dengan sambutan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan doa bersama yang dipimpin ulama dan tokoh reog Ponorogo Mbah Poer.
BACA JUGA: Otak Perampokan Truk Muatan Rokok di Ponorogo Masih Buron
Pada acara tersebut juga diserahkan piagam penghargaan untuk sekitar 50 tokoh penggiat reog Ponorogo yang merupakan para mantan pembarong, jatilan, ganongan, dan pengrawit reog.
Ketua Umum Pawargo Susiwijono Moegiarso menyampaikan acara tersebut sudah diselenggarakan untuk kali kedua dan akan terus diselenggarakan setiap Lebaran H+3 di Pendopo Kabupaten Ponorogo.
"Acara ini ditujukan mempererat silaturahmi dan membangun komunikasi dan networking, serta mewadahi para diaspora Ponorogo yang akan ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam membangun Kabupaten Ponorogo," kata Susiwijono dalam sambutannya.
Acara utama pagelaran reog Ponorogo dimeriahkan dengan 12 dadak merak, 12 penari jatilan pilihan, 8 ganongan dan pengrawit serta para pendukung.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita ikut menari bersama 12 penari jatilan dan 10 mantan penari jatilan.
Mbah Wondo (69), mantan pembarong ternama di Ponorogo menyampaikan sangat terharu dengan penghargaan yang diberikan Bupati Ponorogo dan Pawargo.
Mujayanah sebagai generasi pertama jatilan perempuan pada era 1985 (sebelumnya jatilan dilakukan oleh laki-laki) juga mengaku merasa dihargai dan diapresiasi kiprahnya dalam seni budaya Reog sebagai penari jatilan.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan terima kasih dan berharap para diaspora ikut bersama-sama memikirkan dan berkontribusi memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.
"Kami bersama para tokoh Pawargo sedang terus berjuang menagih janji ke Mendikbudristek untuk mendaftarkan reog Ponorogo sebagai warisan tak benda UNESCO pada 2024," ujar Bupati Sugiri Sancoko. (mrk/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi