Payah! Demonstrasi Sopir Angkot Berakhir Ricuh

Selasa, 21 Maret 2017 – 07:28 WIB
Angkutan kota. Foto: JPG

jpnn.com, BOGOR - Sopir angkutan kota (angkot) di Bogor, Minggu (20/3) berhenti beroperasi. Mereka memprotes keberadaan angkutan online yang kian merajalela. Protes berujung bentrokan antara sopir angkot dan pengemudi angkutan online di sejumlah lokasi di Bogor.

Salah satunya di depan Rumah Sakit Hermina, Jalan KH. Abdullah Bin Nuh, Yasmin. Pengemudi ojek online dan angkot terlibat ketegangan. Bermula saat angkot 32 melintas di depan rumah makan sop ayam. Pengemudi ojek online yang sedang berkumpul melihat salah satu atribut transportasi online diikat di knalpot mobil. Mereka merasa tersinggung sehingga kericuhan pun terjadi.

BACA JUGA: Angkot Mogok, Warga Terpaksa Numpang Truk Sampah

“Kami tersinggung itu, padahal kami jaga supaya situasi kondusif dan mau damai saja,” kata salah satu pengemudi ojek online yang enggan disebutkan namanya.

Pengemudi ojek online bergeser ke depan Giant Yasmin. Bahkan, di antaranya ada yang membawa golok, pedang hingga balok kayu. Tak hanya itu, sebagian lainnya mencoba mencabuti bambu papan reklame yang terpasang di pinggir jalan raya. Angkot 32 lainnya yang melintas kembali dihadang.

BACA JUGA: Rumah Ambruk, Satu Penghuni Tewas Tertimpa Reruntuhan

Aksi tersebut merupakan balasan lantaran mogoknya angkot membuat onar dan menganiayai rekannya sesama ojek online. “Temen kami yang di pangkalan Jalan baru ditabrak. Bajunya diikat di knalpot. Ini membuat kami balas dendam,” ujar Fatah (33).

Menurutnya, para pengemudi ojek online bertoleransi untuk tidak memakai atribut. Namun, itu tidak menyurutkan emosi para sopir angkot yang melakukan sweeping. Bahkan, kata dia, banyak rekannya dianiaya di tengah jalan.

BACA JUGA: Demo Petani Kendeng di Istana Mengeksploitasi Perempuan

“Kita sudah sepakat enggak pakai atribut. Tapi mereka lihat helm dua, pakai handphon dan penumpangnya pakai masker,” bebernya.

Di tempat lainnya, sopir angkot jurusan Salabenda-Pasar Anyar (16) dan Bojong Gede-Pasar Anyar (07) melakukan aksi mogok di Fly Over Jalan Baru, Tanahsareal, Kota Bogor. Bahkan mereka melakukan aksi sweeping kepada angkot yang masih membawa penumpang. Para penumpang terpaksa harus turun.

Sopir angkot trayek 16 jurusan Salabenda-Pasar Anyar, Rahman mengatakan, aksinya ini merupakan bentuk penolakan keberadaan transportasi berbasis online, khususnya ojek yang semakin banyak.

“Sejak ada ojek online, penghasilan kami menurun drastis. Dulu dalam sehari minimal Rp50 ribu sudah di tangan, tapi sekarang Rp20 ribu saja susah banget,” keluh Rahman kepada Radar Bogor.

Hal ini semakin dirasanya tidak adil, sebab menurutnya, angkutan online hanya membayar pajak tahunan, sedangkan para sopir angkot diharuskan membayar pajak, KIR dan lain sebagainya.

“Seharusnya pemerintah tegas menolak keberadaan ojek online, khususnya di Kota Bogor. Lagi pula mereka itu tidak punya izin,” tegasnya.

Aksi mogok meluas ke beberapa wilayah di Kabupaten Bogor, salah satunya Dramaga. Para sopir angkot mulai melakukan aksi mogok di wilayah barat mulai pukul 14.00 WIB.

“Angkot berunjuk rasa dan berusaha menghalau ojek online tetapi kami bubarkan,” kata Kapolsek Dramaga AKP Budi Santoso pada Radar Bogor, kemarin (20/3).

Mogoknya sopir angkot berimbas pada aktivitas warga yang terganggu, tak terkecuali para pelajar. Seperti yang dialami Yusnia, siswi kelas VIII, SMPN 4 Kota Bogor yang terpaksa berjalan kaki. Sebab angkot yang biasa dinaikinya mogok.

“Rumah saya Dramaga, pas pulang nyari angkot enggak ada. Akhirnya jalan aja dari PGB (Pusat Grosir Bogor) sama teman, mudah-mudahan di pertigaan RSUD ada angkot,” harapnya.

Namun, kata Yusnia, jika angkot yang dicarinya tak kunjung ada, ia pun terpaksa harus berjalan kaki hingga pertigaan Semplak. Yusnia tak sendiri, ia dan beberapa temannya terlihat terus berjalan, wajah penuh keringat menghiasi siswi SMP ini.

Sementara itu Wakil Ketua Organda Kabupaten Bogor Wawan Gumelar mengatakan sudah melakukan pertemuan dengan DPRD Kabupaten Bogor dan menghasilkan beberapa poin.

“Poin terpentingnya adalah organda menolak adanya angkutan online baik roda dua maupun roda empat. Alhamdulilah DPRD sudah merekomendasikan salah satu poinnya, mungkin bahasanya ikut menolak,” tuturnya.

Wawan meminta para awak angkutan umum tidak melakukan demo dan aksi anarkis kepada pihak manapun karena hal tersebut bisa merugikan. “Saya imbau awak angkutan kembali melayani kebutuhan transportasi agar masyarakat tidak terlantar yang dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi konflik,” pungkasnya.

Di tempat terpisah Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor, Moch. Ischak mengatakan mogoknya sopir angkot di Kota Bogor tanpa melakukan koordinasi terlebih dahulu.

“Mereka membangkang. Padahal Jumat (17/3) kemarin, saya sudah panggil para ketua jalur untuk tidak ikut mogok, mereka sudah diinstruksikan,” ujarnya.

Mogoknya sopir angkot di Kota Bogor menurut Ischak merupakan imbas dari aksi mogok sopir angkot di Kabupaten Bogor. Dia menambahkan, hanya trayek 16 jurusan Salabenda-Pasar Anyar saja yang menurutnya mogok beroperasi. Sebab kata Ischak, mereka diberhentikan paksa sopir angkot kabupaten yakni 32 jurusan Cibinong-Bubulak.

“Sopir angkot mogok di Fly Over Sholeh Iskandar itu enggak ada izin,” bebernya. (don/wil/cr4)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencemaran Sungai di Bogor Timur Paling Parah


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler