jpnn.com - Wanita yang payudaranya terutama terdiri dari jaringan kelenjar padat daripada lemak memiliki peluang lebih tinggi terkena kanker.
Peneliti meneliti data lebih dari 18.000 perempuan dengan kanker payudara dan 184.000 perempuan pada usia yang sama tanpa kanker payudara.
BACA JUGA: Manfaat Konsumsi Jeruk untuk Kesehatan
Mereka menemukan jika kepadatan payudara tampaknya menjadi indikator terbesar risiko kanker payudara.
Bahkan lebih dari faktor risiko umum lainnya seperti sejarah keluarga atau menunggu sampai setelah usia 30 untuk memiliki bayi.
BACA JUGA: Yuk Ketahui Lebih Dalam Tentang Lemak
"Wanita dengan payudara padat memiliki risiko kanker payudara 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan wanita dengan payudara non-padat," kata penulis utama studi Dr. Natalie Engmann, seperti dilansir laman Lifescript.
Ini tentunya merupakan masalah karena 60 persen wanita yang lebih muda memiliki payudara yang padat dan 40 persen wanita yang lebih tua yang telah melalui menopause.
BACA JUGA: Bertengkar dan Kaitannya dengan Pasangan
Selain itu, payudara padat membuat tumor lebih sulit untuk dideteksi pada mammogram.
Hasil ini tidak berarti bahwa kepadatan payudara akan menjadi faktor risiko yang paling berarti bagi setiap wanita.
Namun sebaliknya, dari sudut pandang epidemiologi hal ini menjelaskan banyaknya kasus kanker pada populasi umum karena begitu banyak wanita memiliki payudara padat.
Dalam studi tersebut, peneliti meneliti data pada wanita dengan empat kategori kepadatan payudara.
Yakni hampir seluruhnya lemak, sebagian besar lemak dengan beberapa jaringan yang padat, cukup padat dan didominasi padat.
Kemudian, mereka melihat beberapa faktor risiko kanker payudara yakni berat badan perempuan, riwayat keluarga penyakit, sejarah pribadi hasil biopsi jinak, kepadatan payudara dan memiliki bayi pertama setelah usia 30 tahun.
Tidak ada banyak hal yang wanita bisa lakukan untuk mengurangi kepadatan payudara.
Satu obat, tamoxifen, mengurangi risiko kanker dan kepadatan payudara tetapi memiliki efek samping yang serius dan umumnya tidak dianjurkan untuk wanita kecuali mereka memiliki risiko tinggi kanker.
Kenaikan berat badan cenderung menambah jaringan lemak ke payudara dan kepadatan memang rendah.
Namun, obesitas secara independen dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita yang lebih tua.
Namun, dibandingkan dengan kepadatan payudara atau obesitas, beberapa faktor risiko umum lainnya tampaknya tidak menjelaskan banyak kasus kanker pada populasi umum.
"Saya pikir akan lebih masuk akal bagi seorang wanita dengan payudara yang padat, terutama dengan faktor risiko lain, untuk mendiskusikan dengan dokter dan ahli radiologi apakah dia akan mendapat manfaat dari jenis lain skrining seperti MRI. Tomosynthesis payudara adalah sebuah teknologi baru yang saya pikir lebih baik daripada mamografi standar," kata seorang peneliti NCI yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Dr. Christine Berg.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Green Tea Bisa Atasi Gangguan Tulang Sumsum
Redaktur & Reporter : Fany