PB Perbasi Bahas Penyerangan di Surabaya

Wasit Tidak Salah Prit

Rabu, 19 November 2008 – 18:26 WIB
JAKARTA - Gerak cepat dilakukan PB Perbasi dalam menegakkan disiplinHari ini mereka akan melakukan rapat pleno untuk membahas serangan pemilik Bhinneka Solo Halim Sugiarto terhadap wasit Herman M

BACA JUGA: Aduh, Lutut T-Mac Kambuh

dalam pertandingan melawan Nuvo CLS Knights di Surabaya International Challenge Sabtu lalu (15/11).

''Saya sudah melihat rekaman pertandingan yang memuat kejadian itu
Namun, bagaimanapun saya belum bisa memberikan keputusan

BACA JUGA: Debut Bruno Senna Naik Mobil Formula 1

Sebab, kami harus mendengar langsung dari pihak-pihak yang terkait terlebih dahulu,'' ucap Sekjen PB Perbasi Dahlan Muhammad di Jakarta kemarin (18/11)


Dalam rapat pleno siang ini, Halim maupun Herman akan dimintai keterangan

BACA JUGA: Striker Pertama Peraih Guldbollen

Beberapa pihak terkait di PB Perbasi juga dihadirkanTujuannya jelas untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan solutif.

Sementara itu, Julisa Rastafari, ketua III PB Perbasi yang membawahkan bidang SDM dan Lisensi, sangat menyesalkan tindakan penuh emosi Halim tersebutBahkan, Lisa -sapaan karib Julisa- menegaskan bahwa tindakan Halim itu merupakan kesalahan

''Jelas, jelas dari rekaman pertandingan, Pak Halim salah dan wasit benarItu sudah diatur dalam peraturan pertandingan,'' tegas Lisa yang juga istri pelatih nasional Rastafari Horongbala itu.

Dari rekaman pertandingan jelas terlihat bahwa dua keputusan wasit yang menyatakan pemain Bhinneka melakukan kesalahan adalah benarPertama, ketika Daniel kena prit saat melakukan traveling di kuarter keduaKedua, diving yang dilakukan Pek King Dhay pada kuarter keempatNamum, saat itu Halim begitu emosional, langsung memprotes wasitKetika dia diprit dikenai technical foul, Halim malah menyerang

Dengan melihat rekaman itu, Lisa dengan tegas menampik bahwa wasit yang bertugas ketika insiden tersebut terjadi memiliki kualitas yang burukApalagi, menurut dia, Herman juga memiliki lisensi wasit FIBA

Reaksi serupa juga datang dari beberapa klubBella Erwin Harahap, dewan komisaris IBL dari Citra Satria, memprediksi imbas dari peristiwa itu akan sangat besarSebab, even itu tak hanya diikuti pemain nasional, tetapi juga diramaikan pemain-pemain asing''Protes itu sudah biasa, wajarTapi, kalau sampai ada pemukulan, itu sudah melampaui batas,'' tutur pria yang lebih populer disapa Ade Bella itu

Lagipula, lanjut dia, dalam setiap pertandingan sudah ada wadah untuk menampung protes''Harusnya kan disampaikan dengan etika yang bagus," tegas Ade Bella.

Ferry Jupri, dewan komisaris Kobatama dari Hang Tuah Tiger Speed Sumsel, mengaku kaget dengan kenyataan ituSebab, dalam karirnya sebagai pemain hingga menjadi ofisial, baru kali pertama inilah terjadi aksi protes disertai pemukulanFerry berharap, persoalan itu dirampungkan dengan adil, baik kepada Halim ataupun Herman

Dia tak hanya melihat Herman sebagai korban, tapi juga mengamati kualitas wasit Indonesia yang dinilai masih kurangDi antaranya, dari kesiapan fisik dan pembinaan dari PB Perbasi''Kadang-kadang wasit juga kurang bisa menjaga kondisi fisiknya, ya karena mereka hanya menjadikan profesi wasit sebagai sambilanMakanya, sering tidak fokus yang akibatnya ada kesalahan saat mengambil keputusan," tutur Ferry.

Di sisi lain, Ferry menilai, hukuman sudah selayaknya diberikan kepada HalimSebab, klub-klub juga tidak bisa bertanding mana kala tidak ada wasit yang mau lagi memimpin pertandinganKalau mereka takut akan ada kekerasan, bukan tidak mungkin kan wasit boikot," ungkap Ferry(vem/nel/jpnn/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Samba Asli Lawan Samba Eropa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler