PBB Ingatkan Konflk Sektarian di Afrika Tengah Bakal Meluas

Kamis, 13 Februari 2014 – 01:13 WIB

jpnn.com - BANGUI - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengingatkan tentang kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah yang dapat berujung pada pecahnya negara itu menjadi wilayah Muslim dan Kristen. PBB juga meminta Prancis untuk mengirim lebih banyak pasukan ke negara yang terbelah konflik sektarian sejak kudeta pada Maret tahun lalu guna mencegah kebrutalan yang lebih parah.

Dalam beberapa hari terakhir, puluhan ribu muslim melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk menghindari serangan. Amnesty International dalam laporan terbaru mereka mengatakan, pasukan penjaga perdamaian internasional gagal mencegah pembersihan etnis di negara itu. Sementara itu organisasi-organisasi amal memperingatkan bahwa eksodus warga muslim dari negara itu bisa mengakibatkan runtuhnya pasar.

BACA JUGA: Surat Penangkapan untuk Mantan Presiden Tiongkok

Oxfam dan lembaga Action Against Hunger mengatakan, hanya ada 10 pedagang grosir yang tersisa di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah. Sebab, banyak yang memilih untuk meninggalkan negeri yang dilanda konflik itu. Akibatnya, persediaan makanan pokok makin berkurang dan harga akan naik.

Menurut perkiraan PBB, 90 persen populasi di negara itu hanya makan satu kali sehari. Situasi diperkirakan akan menjadi lebih buruk.

BACA JUGA: Toyota Tarik 1,9 Juta Prius

"PBB akan mengirim asisten sekjen untuk Penjaga Perdamaian Edmond Mulet ke negara itu untuk berkonsultasi dengan Uni Afrika tentang kemungkinan menjadikan pasukan militer Uni Afrika di negara itu menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB," ungkap Ban Ki-moon, seperti dilansir Associated Press, kemarin (12/2).

Kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah selama ini telah menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak. Prancis yang dulu menjajah negara itu, mengirim 1.600 tentara dan bekerja sama dengan 4.000 orang tentara dari negara-negara Afrika. Namun PBB bulan lalu mengatakan perlu sedikitnya 10 ribu tentara untuk mengakhiri kekerasan tersebut. (esy/jpnn)

BACA JUGA: Pembajak Pesawat Jadi PM Nepal

BACA ARTIKEL LAINNYA... Putus Hubungan Listrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler