PBB: Laut Terancam Berubah Jadi Sup Plastik

Minggu, 10 Juni 2018 – 11:18 WIB
Sampah di Laut Karibia. Foto: @storyful

jpnn.com - Pekan ini masyarakat internasional merayakan World Environment Day dan World Oceans Day secara berurutan. Yakni, 5 dan 8 Juni. Untuk kali pertama, PBB merilis laporan tentang bahaya plastik bagi lingkungan hidup.

”STOP mencemari laut dengan plastik,” tegas Sekjen PBB Antonio Guterres dalam pidato World Oceans Day pada Jumat (8/6), sebagaimana dikutip NHK World.

BACA JUGA: RI Masuk DK PBB Lagi, PKPBerdikari Puji Capaian Jokowi

Tiap tahun sekitar 8 juta ton sampah plastik sampai ke lautan dan menjadi polutan. Tidak hanya membuat makhluk penghuni laut menderita, polutan yang tidak bisa terurai atau membusuk itu juga merusak ekosistem.

Dalam pidatonya, Guterres mengimbau masyarakat internasional segera mengubah cara pandang terhadap plastik. Bahwa plastik adalah ancaman bagi kehidupan. ”Jangan bergantung pada plastik,” kata diplomat asal Portugal tersebut.

BACA JUGA: Indonesia Punya Nilai Tawar Tinggi Jaga Perdamaian Dunia

Earth Day melaporkan, 2 juta tas dan kantong plastik didistribusikan ke toko-toko di seluruh dunia tiap menit. Padahal, untuk memproduksi tas dan kantong plastik yang lantas berakhir di perut paus, anjing laut, dan lumba-lumba itu dibutuhkan sekitar 10 persen pasokan minyak di dunia.

Di Amerika Serikat (AS), hanya empat kota yang masih menerapkan kebijakan denda kantong plastik atau tas plastik berbayar. Yakni, Washington DC sejak 2009, San Francisco sejak 2007, Seattle sejak 2012, dan Boston sejak tahun ini.

BACA JUGA: Good, RI Menang Voting untuk Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB

Di luar AS, ada negara yang kebijakan pemakaian plastiknya patut dijadikan teladan. Yakni, India (khusus Kota Karnataka), Kenya, Cile, Inggris, Australia, dan Tiongkok.

Kini masyarakat Benua Biru sedang getol membahas pemakaian alat-alat plastik sekali pakai. Misalnya, sendok, garpu, pisau, piring, gelas, dan sedotan.

Dive Insight menuliskan bahwa Uni Eropa (UE) sedang merumuskan regulasi yang tepat untuk membatasi pemakaian alat-alat plastik sekali pakai tersebut. Terutama sedotan. Tiap tahun ada jutaan burung camar yang tewas karena menelan sedotan.

”Laut kita adalah tempat pembuangan sampah plastik terakhir. Kini semakin banyak penghuni laut yang menjadi korban,” ungkap Ketua Badan Lingkungan Hidup PBB Erik Solheim.

Dia menyayangkan ketidakacuhan masyarakat terhadap isu penting tersebut. Apalagi, PBB mengampanyekan hal itu sejak 2017.

Jika perilaku tersebut tidak diubah, PBB yakin bahwa laut akan berubah menjadi sup plastik dalam waktu singkat. Bahkan, pada 2050, jumlah ikan di lautan akan kalah banyak oleh jumlah sampah plastik di sana.

Jika saat ini paus, anjing laut, dan lumba-lumba yang mati karena mengonsumsi plastik, berikutnya manusialah yang mati kelaparan karena tidak ada lagi hasil laut yang bisa dipanen, kecuali plastik.

Pekan ini Ocean Conservancy mencantumkan lima negara Asia penghasil sampah terbesar di dunia. Yakni, Indonesia, Tiongkok, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Di antara lima negara itu, hanya Tiongkok-lah yang upaya memerangi sampah plastiknya sudah diakui dunia.

Di Korea Selatan (Korsel), Yonhap melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Moon Jae-in berusaha memerangi ketergantungan warga pada plastik lewat kampanye daur ulang. Menurut European Plastic and Rubber Machinery, tiap warga Korsel memproduksi 130 kilogram sampah plastik per tahun.

”Karena itu, kami akan meningkatkan kesadaran daur ulang warga. Hanya itu cara yang paling tepat,” kata juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup. Tahun ini kesadaran warga Korsel untuk mendaur ulang sekitar 50 persen. Pemerintah menargetkan angka itu naik sampai 70 persen pada 2030.

Mulai tahun ini, SeaWorld Orlando meminimalkan kehadiran plastik di salah satu objek wisata favorit Negara Bagian Florida tersebut. ”Kami peduli lingkungan. Dan, itulah yang telah dan akan terus kami lakukan,” kata Jon Peterson, manajer keselamatan SeaWorld Orlando, kepada FoxNews Jumat lalu. Tidak ada lagi plastik pembungkus suvenir dan tidak ada sedotan di gelas air minum. (hep/c11/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Regulasi Pengelolaan Sampah Plastik Segera Diterbitkan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sampah Plastik   laut   PBB  

Terpopuler