jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak keras segala bentuk politik identitas.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam Launching Press Conference Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (7/9).
BACA JUGA: Gontor Sudah Mengakui Ada Kekerasan, Soimah Masih Kesal dan Geram, Kenapa?
Menurut dia, NU sendiri dilarang untuk menjadi firqoh atau kelompok identitas.
"Kami menolak politik identitas apapun. Apakah itu identitas etnik, ataupun identitas agama. Tidak boleh ada politik identitas. Kami menolak itu," ucap Gus Yahya.
BACA JUGA: Di Depan Sang Ibu, Gadis Ini Menangis Lalu Bercerita, Gempar!
Dia menyebutkan pendekatan tanpa memandang politik identitas itu menjadi cara NU dalam menyelesaikan masalah.
Gus Yahya juga mengingatkan umat muslim lainnya agar tidak menciptakan permusuhan dengan kelompok muslim mana pun, termasuk wahabi maupun kelompok yang dianggap radikal.
BACA JUGA: Erick Thohir Laporkan Faizal Assegaf, Ketua PBNU: Ini Sangat Keji, Harus Ditangani Serius
"Ya, sama Yahudi saja saya santai bisa melakukan kontak, kok, masa sesama muslim tidak bisa," dia melanjutkan.
"Terkait kelompok-kelompok radikal kami tidak mau engage mereka dengan perspektif permusuhan. Tidak. Ini cara untuk bisa hidup berdampingan dengan damai," kata Gus Yahya.
Dia juga menjelaskan pendekatan radikalisme sebagai identitas dan menghadapi mereka sebagai permusuhan pada akhirnya hanya melahirkan masalah baru.
"Kalau melihat ada masalah dan mau mencari jalan keluar dari masalah, ya, harus bicara dengan pihak-pihak yang terlibat dengan masalah itu. Untuk mencari jalan keluar," tutur dia.
Gus Yahya juga menegaskan pendekatan permusuhan seharusnya ditinggalkan dan diganti dengan pendekatan tanpa memandang politik identitas.
"Ini adalah positioning NU yang kami teguhkan ke depan. Kami tidak mau memperparah keadaan, tetapi mencari solusi," pungkas Gus Yahya.(mcr8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Faizal Assegaf Fitnah Erick Thohir, PBNU Berharap Polisi Bertindak Tegas
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra