PCI NU Taiwan Ingatkan Potensi Adu Domba di Pilpres

Jumat, 23 Mei 2014 – 19:35 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Taiwan, meminta warga NU tidak terpecah akibat aksi dukung-mendukung dua capres dan cawapres yang berbeda. 

“Ada isu NU terpecah akibat dukungan ke pemilihan presiden sekarang,” kata Mustasyar (Pembina) PCI NU Taiwan Muhammad Nabil Haroen di Jakarta, Jumat (23/5).

BACA JUGA: Kader PKPI Dukung Prabowo, Bang Yos Bawa Gerbong Kosong ke Jokowi

Nabil menilai, isu perpecahan di tubuh NU itu diakibatkan adanya upaya sejumlah elit partai politik yang ingin membenturkan tokoh-tokoh NU satu dengan lainnya. “Itu yang saya sebut ada potensi adu domba,” tambahnya.

Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Ketua Umum PBNU tersebut, mengingatkan NU adalah organisasi sosial keagamaan yang tidak mengurusi politik praktis. Mengikuti dawuh Mahaguru Syekh Hasyim Asy’ari dan pejabat Rais ‘Aam PBNU KH Mustofa Bisri, yang dipedulikan NU adalah politik kebangsaan dan kerakyatan.

BACA JUGA: Anggap Kesederhanaan Jokowi Bikin Publik Jatuh Hati

“Betul bahwa semua jenis politik meniscayakan semacam kekuasaan. Tapi kekuasaan bagi  NU bukanlah kekuasaan manusia. NU lebih percaya pada amanah ketimbang kekuasaan. Yang penting bukan bagaimana berkuasa, tapi bagaimana berdaulat dalam banyak hal, mulai ilmu pengetahuan, ekonomi, solidaritas kolektif, hingga akhlak,” jelas Nabil.

Dikatakan juga oleh Nabil, politik kebangsaan yang dijalankan NU tidak sesempit kekuasaan dalam arti permainan rebutan kursi atau perlombaan tim sukses. “NU jauh lebih besar dari itu semua. Jauh lebih besar,” tandasnya.

BACA JUGA: Sama-Sama Usung Prabowo-Hatta, PAN Tidak Akan Bela SDA

Dari apa yang disampaikannya, Nabil menegaskan pihaknya tidak bermaksud mengarahkan warga NU untuk bersikap golput. Keterlibatan dalam politik, salah satunya menyalurkan hak pilih dalam pemilihan presiden mendatang, penting untuk keberlanjutan demokratisasi yang tengah dan terus berlangsung di negeri ini.

“Pemilu merupakan suatu sarana untuk mengakui kedaulatan warga sekaligus cara bagaimana aspirasi warga tersampaikan. Dengan kata lain, sejauh ini, pemilu memang cara terbaik untuk mendapatkan bentuk pemerintahan yang demokratis,” pungkas Nabil. (fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harta SDA Melonjak, KPK Siap Lacak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler