jpnn.com, KARAWANG - Keluarga besar PDI Perjuangan kembali berduka. Salah satu politikus seniornya, AP Batubara meninggal dunia pada usia 80 tahun, Sabtu (30/9).
Sebelumnya, Pak AP -panggilan akrab AP Batubara- lebih dikenal sebagai loyalis Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tokoh yang berulang tahun setiap 28 Agustus itu juga pernah dipercaya duduk di Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPP PDIP.
BACA JUGA: Pansus Bakal Gunakan Upaya Hukum untuk Hadirkan KPK
Sedangkan prosesi pemakaman pendiri PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) yang bergerak di bisnis minyak itu dilaksanakan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Senin (2/10) sore. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto ikut melepas pemberangkatan jenazah AP.
Hasto sekaligus menyampaikan rasa belasungkawa PDIP secara langsung kepada putra almarhum, Juliari P Batubara yang kini menjadi anggota DPR RI. Menurut Hasto, kepergian AP merupakan kehilangan besar bagi PDIP.
BACA JUGA: PDIP Harapkan Pengembangan Pariwisata Tak Tinggalkan Budaya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) menyampaikan kata sambutan pada pemakaman AP Batubara.
BACA JUGA: Ini Jurus PDIP Memajukan Pariwisata dan Kuliner Nusantara
"Pak AP Batubara setia mendampingi Ibu Megawati dan partai dalam masa-masa yang sulit hingga akhir hayat beliau," tuturnya.
Hasto mengenang AP sebagai contoh bagi kader-kader muda PDIP tentang loyaliyas, kesetiaan dan dedikasi. AP, sambung Hasto, merupakan murid ideologis Bung Karno yang sudah teruji dedikasi dan loyalitasnya.
Karena itu, AP pun memilih loyal kepada Megawati. Bahkan, AP tak mau mengkhianati Megawati di penguasa Orde Baru masih sangat kuat.
“Saya menaruh hormat pada Ibu Megawati juga karena dia keturunan Bung Karno yang memegang teguh perjuangan dan ideologi bapaknya. Saya merasa harus mendampingi dia sampai dia berhasil mengantarkan regenerasi kepemimpinan di PDI Perjuangan," ujar Hasto mengutip pernyataan AP Batubara semasa hidupnya.
AP yang sangat peduli pada lingkungan hidup juga juga dikenal lantang menentang ketidakadilan. "Beliau sosok pekerja keras, dan bersuara lantang terhadap berbagai ketidakadilan," ungkap Hasto.(ysa/rmol/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mohon Tidak Mem-bully Bu Mega soal Selip Lidah Selawat Nabi
Redaktur & Reporter : Antoni