jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan membuat acara menggiring bola bersama-sama sebelum pelaksanaan final Liga Kampung Soekarno Cup U-17 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (3/11).
Adapun 10 ribu orang turut serta dalam kegiatan tersebut yang sekaligus memecahkan catatan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).
BACA JUGA: PDIP Pecahkan Rekor MURI Mendribel 10 Ribu Bola di Stadion GBK
Penyerahan rekor MURI diserahkan oleh pengurus MURI kepada Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun.
"Menyerahkan piagam rekor MURI mendribel bola dengan peserta terbanyak," kata Wakil Direktur Utama MURI Osmar Semesta Susilo, sembari menyerahkan piagam, Jumat (3/11).
BACA JUGA: Masinton PDIP Dilaporkan ke MKD Seusai Ajukan Hak Angket Terhadap Putusan MK
Sementara itu, Komarudin menyebut parpolnya sengaja memilih SUGBK sebagai tempat pemecahan rekor menggiring bola dengan kaki secara bersama-sama.
Sebab, SUGBK menjadi tempat yang sangat bersejarah yang dibangun Proklamator RI Soekarno setelah Indonesia baru merdeka.
BACA JUGA: Survei PatraData: Prabowo Mengungguli Ganjar dan Anies, PDIP Meraih Elektabilitas Tertinggi
"Nah, itu yang kami mulai coba bangkitkan kembali semangat itu dengan menggerakkan bola kaki dari kampung-kampung," jelas Komarudin.
Dia kemudian menyebut pelaksanaan Soekarno Cup Liga Kampung U-17 dan pemecahan rekor MURI menunjukkan PDIP ingin membuat gerakan besar dalam dunia sepak bola.
Menurutnya, PDIP ingin menciptakan iklim aktivitas sehari-hari yang menyenangkan dengan sepak bola.
"Harapannya kalau ini terjadwal dengan baik ke depan, pasti akan muncul pemain nasional dari kampung," jelasnya.
Komarudin menyatakan, PDIP melaksanakan pemecahan rekor MURI dalam rangka memberi semangat kepada pemain sepak bola Indonesia U-17 agar berprestasi di kancah internasional.
"Kita sebagai tuan rumah menyambut kedatangan mereka. Kita bangsa Indonesia ini sebenarnya sampai kampung punya pemain hanya soal waktu dan kesempatan," tutup Komarudin. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Aristo Setiawan