jpnn.com - JAKARTA- Capres dan Cawapres dari kalangan muda tidak sekedar menimbulkan konrtoversiTetapi, juga menjadi tren sejumlah Parpol untuk menarik perhatian konstituen
BACA JUGA: Yusril: Tanpa Saya SBY Tak Jadi Presiden
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) termasuk Parpol yang agresif menawarkan figur muda untuk mendampingi Calon Presiden yang sudah diusungnya Megawati Soekarno Putri.Sampai sejauh ini, PDI Perjuangan memang belum menyebut nama figur muda yang bakal disandingkan dengan Megawati
TK – begitu Taufik Kiemas biasa dipanggil -menjelaskan, jauh sebelum munculnya wacana kombinasi pasangan tua muda untuk capres-cawapres yang tampil 2009 nanti, PDI Perjuangan sebenarnya sudah merintis sejak awal
BACA JUGA: DPRD Pede Minta Uang APBD
“Kita memang ingin memasangkan Ibu Mega dengan figur yang berasal dari kalangan muda,” ujar TK yang didampingi Helmi Fauzi, Direktur Mega Institute.Keinginan memasangkan cawapres dari kalangan muda itu, lanjut TK, adalah untuk mengantisipasi regenerasi paska 2014
BACA JUGA: Pengkajian DPOD Rampung 2008
Jadi tahun 2014 itu adalah eranya tokoh-tokoh muda,” tandas TK.Menyoal siapa cawapres yang berpotensi dipasangkan dengan Megawati, TK mengatakan terbuka peluang bagi siapa saja, asal memiliki komitmen yang jelas terhadap pluralisme dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
“Kita harus bangun koalisi yang sehat dengan partai-partai lainPDI Perjuangan tak mau memimpin sendirian, meskipun terbuka peluang untuk ituTetapi memang lebih elok kalau cawapresnya dari luar PDI Perjuangan,” imbuhnya.
Selain menyiapkan cawapres dari kalangan muda, paparnya, PDI Perjuangan juga serius menyiapkan kalangan muda untuk menjadi calon legislatif“Hampir 70 persen bakal calon legislatif yang maju dari PDI Perjuangan berasal dari kalangan muda,” pungkas TK
Persepsi Publik
Sementara itu pada kesempatan terpisah, Direktur Pro Mega Center Mochtar Mohamad mengingatkan elit politik agar jangan terlalu banyak memberikan persepsi ke publik menyoal calon presiden alternatif yang bakal muncul dalam pilpres 2009 mendatang
"Persepsi elit itu seringkali tidak linier dengan persepsi publikAkibatnya, publik justru semakin bingung," ujar Mochtar Mohamad kepada pers di Jakarta Lebih dari itu, lanjutnya, persepsi publik menyoal siapa kandidat capres tahun 2009 bisa diukur dari hasil survei yang dilakukan tiga lembaga, yaitu Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Indobarometer dan CSIS
"Persepsi publik soal kandidat capres itu sudah bisa diukur lewat hasil survei yang dilakukan LSI, Indobarometer dan CSIS yang mengarah hanya pada dua nama, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang YudhoyonoBegitu juga dengan lembaga survei lainnya, cenderung menunjukkan hal yang sama," jelas Mochtar.
Mengutip hasil survei dari beberapa lembaga survei di Tanah Air, Mochtar mengatakan persentase publik yang akan memilih Megawati Soekarnoputri saat ini sudah meningkat mencapai angka 30,4 persenSedangkan Susilo Bambang Yudhoyono berada pada angka 20,7 persenSedangkan calon lain seperti Wiranto ataupun Sri Sultan Hamengku Buwono X, tingkat keterpilihannya belum bisa melampaui 10 persen (ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Azirwan Dipanggil si Hitam
Redaktur : Tim Redaksi