jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok harus head to head dengan DPRD DKI Jakarta dalam arena hak angket APBD DKI Jakarta 2014. Di parlemen ibu kota, seluruh fraksi ngebet ingin menyelidiki Ahok, termasuk fraksi PDI Perjuangan, kepanjangan tangan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Fakta ini membuat banyak pihak ikut bertanya-tanya, mengapa PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta ikut bersemangat menggoyang Ahok. Padahal, bukan rahasia lagi, Ahok dan Megawati dikenal cukup dekat.
BACA JUGA: Hujan Deras, Satu Tewas
Ingatkah? Saat pelantikan Ahok menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo di Istana Negara Jakarta beberapa waktu lalu, hanya Megawati ketua umum parpol yang terlihat hadir. Di luar itu, Ahok dan Mega juga terlihat cukup akrab di berbagai kesempatan.
Menyikapi ini, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, menduga, sama dengan partai lain, PDIP DKI Jakarta juga terganggu dengan langkah Ahok mencoret dana atau mempersoal kembali APBD.
BACA JUGA: Anda Tidak Sendiri SAVE AHOK
Menurut Ipang sapaan akrabnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa dana siluman yang dimasukkan di APBN atau APBD menjadi pundi-pundi dana partai.
"Di Indonesia belum ada partai yang betul-betul mandiri, biasanya APBD dan BUMD menjadi tempat partai menyusui (sapi perah), dan itu juga yang menjadi alasan ketum parpol ikut mendukung dan menyetujui hak angket untuk Ahok," katanya, seperti dilansir dari Rakyat Merdeka Online (Grup JPNN), Minggu (1/3).
BACA JUGA: Ini Aksi Dukung Ahok ala Kaum Muda di Bundaran HI
Ipang menambahkan, sangat disayangkan lagi partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) ramai-ramai mendukung Ahok.
"Komitmen ketua umum parpol bisa dipertanyakan publik kembali tentang keseriusan partai tersebut dalam pemberantasan korupsi," tandas peneliti politik IndoStrategi ini. (rus/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disdik DKI Tak Mengusulkan, di DPRD Justru Dimunculkan
Redaktur : Tim Redaksi