jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) membuka Sekolah Partai Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, gelombang pertama pada Jumat (21/8).
Sebanyak 129 calon kepala daerah (cakada) dan wakil kepala daerah akan mengikuti Sekolah Partai, selama lima hari dengan dijejali berbagai materi bernuansa Pancasila, kebangsaan, politik, strategi pemenangan dan sejarah Indonesia.
BACA JUGA: Warning Hasto PDIP kepada Gibran bin Jokowi di Sekolah Partai
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Sekolah Partai ini merupakan tradisi partai untuk memberikan materi, sekaligus belajar tentang politik kebangsaan.
Hasto sendiri melihat sejauh ini seluruh cakada cukup tertib dengan hadir tepat waktu melalui virtual.
BACA JUGA: Hari ini Bu Mega Bakal Beri Kejutan Untuk Gibran Cs di Sekolah Partai
"Tadi sudah dilakukan pengecekan secara acak, dan semuanya menyatakan disiplin, siap mengikuti Sekolah Partai lima hari berturut-turut, yang sebelumnya itu dilaksanakan tujuh hari materi, kami padatkan mengingatkan kondisi pandemi. Meskipun dilaksanakan secara daring, tetapi kedisiplinan itu tetap bersifat mutlak," kata Hasto.
Hasto juga sudah melaporkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait kesiapan Sekolah Partai. Semua cakada, kata Hasto, sudah menyepakati kontrak sekaligus tata tertib Sekolah Partai.
BACA JUGA: Sekolah Partai PDIP Gembleng Gibran Cs Jadi Pemimpin Visioner
"Mereka siap juga untuk menerima sanksi organisasi apabila tidak mengikuti Sekolah Partai ini dengan sebaik-baiknya. Jadi semua sudah menyatakan siap. Karena ini tradisi kita dalam menjalankan informasi," jelas Hasto.
Hasto menyatakan proses kaderisasi PDI Perjuangan saat ini sudah semakin baik.
Pada saat Orde Baru selama 32 tahun, lanjut Hasto, Sekolah Partai ini pasti tidak diizinkan.
"Dan ketika era reformasi, saya masih ingat pada 2002, kaderisasi pertama baru dilaksanakan. Saat itu, Ibu Ketua Umum mengingatkan agar semua kader membangun kesadaran ideologi, kesadaran politik, kesadaran organisasi, kesadaran lingkungan, kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat," jelas Hasto.
Sementara itu, Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menambahkan, pihaknya sudah membagikan buku elektronik kepada setiap peserta sebagai pedoman mengikuti Sekolah Partai.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengedepankan sistem digital selama proses pemberian materi Sekolah Partai, kepada calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
"Untuk penyelenggaran Sekolah Partai, ini satu terobosan baru yang juga sebuah proses adaptasi kebiasaan baru bagi kita semua," jelas Djarot.
"Di mana, di dalam Sekolah Partai semua peserta bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari seluruh Indonesia mengikuti seluruh materi Sekolah Partai secara daring."
Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komaruddin Watubun, yang juga Kepala Sekolah Partai, menegaskan aturan kedisiplinan tersebut.
"Sekolah partai ini punya konsekuensi terberat jika aturan disiplin dilanggar. Maka itu DPP belum serahkan KWK. Kita mendisiplinkan diri selama sekolah partai ini," ungkap Komaruddin menambahkan.
"Ini membedakan sekolah di PDI Perjuangan dengan parpol lain. Selamat bergabung dan saya harap anda bisa menyesuaikan dengan tradisi PDI Perjuangan."
Sebanyak 129 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang didukung PDI Perjuangan mengikuti Sekolah Partai ini.
Di antaranya adalah Calon Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono, hingga Calon Bupati Boven Digoel Martinus Wagi.
Sekolah Partai gelombang pertama ini dibuka oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga