PDIP: Gibran Memang Berbohong, Sampai Dua Kali

Selasa, 23 April 2024 – 08:46 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun di Jakarta, Senin (22/5). Dokumen DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Komarudin Watubun menganggap Wapres terpilih RI periode 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka terlalu reaktif menanggapi pernyataan sekjen parpol berlambang Banteng moncong putih Hasto Kristiyanto.

Dia berkata demikian demi menjawab pertanyaan awak media di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4).

BACA JUGA: MK Bacakan Putusan Sidang Sengketa Pilpres, Gibran Tetap Berkantor Seperti Biasa

"Tentang sikap Mas Gibran, saya kira itu terlalu reaktif untuk menanggapi Pak Sekjen," kata Komarudin, Senin.

Alumnus Universitas Cenderawasih itu mengatakan pernyataan Hasto menyinggung kekhawatiran dibohongi untuk menanggapi Gibran menjadi berlasan.

BACA JUGA: Elite PDIP Ini Pastikan Hasto Jujur, Ingatkan Gibran Agar Pemimpin Tak Boleh Bohong

Sebab, kata Komarudin, PDI Perjuangan memang dibohongi dua kali menyambut kontestasi politik pada 2024.

"Apa yang disampaikan Pak Sekjen itu benar terjadi dan itu benar berbohong, dua kali itu," kata Komar, sapaan akrab Komarudin.

BACA JUGA: Soal Status Gibran dan Jokowi di PDI Perjuangan, Komarudin Bilang Begini, Tegas!

Legislator Daerah Pemilihan Papua itu kemudian mengungkit Gibran yang berbohong kepada PDI Perjuangan dan ketum parpol berkelir merah Megawati Soekarnoputri.

Komar menyampaikan, kebohongan pertama yang disampaikan Gibran saat Wali Kota Solo itu dipanggil ke kantor DPP PDIP.

Dia menyebut Gibran dalam sebuah kesempatan mengaku bakal loyal dengan PDI Perjuangan setelah sang ayah, Joko Widodo (Jokowi) tidak menjadi Presiden RI.

"Kebetulan yang pertama saya panggil, saya dengan pak Sekjen di lantai 2 ruang pak sekjen dan waktu itu beliau sendiri yang berbicara bahwa dia (Gibran, red) sadar tahun depan bapaknya (Jokowi, red) tidak presiden lagi. 'Mau kemana lagi, saya pasti bersandar di PDI Perjuangan'," cerita dia. 

Komar selanjutnya menyebut momen kebohongan Gibran yang kedua terjadi ketika PDI Perjuangan membuat acara di Sekolah Partai.

Dia mengatakan Gibran dan Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam acara sempat menegaskan bakal tetap bertahan di PDI Perjuangan.

"Kemudian yang di Sekolah Partai, itu juga ada, kan, rekaman. Itu, kan, Ibu (Megawati Soekarnoputri, red) bertanya, Mas Gibran sama Bobby, mau tetap di sini apa berpindah partai? Mas Gibran sendiri maju ke mimbar, lalu disampaikan waktu itu tetap bersama PDI Perjuangan," kata Komar mengenang momen tersebut. 

Dari situ, dia menyindir balik Gibran yang merespons pernyataan Hasto dengan mengungkit diksi meresahkan.

Komar menganggap pernyataan Gibran yang sebenarnya paling bahaya dengan berbagai kebohongan. 

Sebab, katanya, Gibran yang dahulu mengaku bakal setia dengan PDI Perjuangan malah menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

"Jadi, kalau kemudian sampai beberapa waktu kemudian dia maju menjadi cawapres, lalu sekarang Pak Sekjen meluruskan pembicaraan itu, lalu dianggap Pak Sekjen, wah, berbahaya, justru yang berbahaya itu Mas Gibran," ujar dia. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler