JAKARTA -- Menghadapi Pemilu 2014, PDIP punya mimpi besarPartai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu berusaha merangkul semua partai sempalan untuk kembali di bawah satu payung, yakni banteng moncong putih
BACA JUGA: Yenny Masih Belum Bicara dengan Muhaimin
"Kami memang ingin mengumpulkan balung pisah (saudara yang terpisah-pisah, Red) ," kata Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo saat ditemui di kediamannya, Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, kemarin (3/6)Kelompok parpol banteng pecahan PDIP itu terutama PNI Marhaenis yang dipimpin Sukmawati, Partai Pelopor yang didirikan Rachamawati Soekarnoputri, dan Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) yang dinakhodai Eros Djarot.
Tjahjo menuturkan, jajaran PDIP kini terus membangun komunikasi politik yang intensif
BACA JUGA: Demokrat Belum Minat Rangkul Partai Gurem
Bukan hanya komunikasi dengan para senior partai atau anggota partai yang sudah tidak aktif, melainkan juga dengan tokoh-tokoh yang telanjur pindah atau membentuk partai sendiri"Syukur-syukur semua banteng nasionalis dan Pancasila bisa kembali ke kandang bersama untuk membangun bangsa ini sebagaimana keinginan Bung Karno," ujar Tjahjo yang juga Ketua Fraksi PDIP di DPR, lantas tersenyum.
Konsep konsolidasi yang ditawarkan, jelas Tjahjo, memang belum final
BACA JUGA: Amien Yakin Muhammadiyah Tak Akan Tinggalkan PAN
Apakah fusi, konfederasi, atau semua parpol sempalan itu melebur ke PDIP"Sekarang membangun visi yang sama duluKami juga tidak mau terjebak pada klaimIni hak setiap parpol untuk bersikap secara mandiriYang jelas, ada semangat konsolidasi ideologi yang sama," tegasnya.Menurut Tjahjo, PDIP tidak ingin sembarangan mengajak berkoalisi parpol lainPertimbangan utama tetap harus memiliki platform ideologi yang samaSetidaknya, kata Tjahjo, menerima secara tulus Pancasila 1 Juni sebagai ideologi bangsa yang harus dijunjung tinggi"Jadi, bukan sekadar kepentingan politik semata," ujarnya.
Tjahjo menuturkan, upaya menggabungkan parpol-parpol banteng di bawah bendera PDIP sudah dimulai pasca 2004Terutama menjelang Pemilu 2009Namun, usaha itu belum berhasil"Wajar lah, ketika mendirikan parpol pasti ada unsur kepentingan politik praktisDan, itu sah," kata Tjahjo.Apalagi, imbuh dia, semangat yang dibawa PDIP sama sekali tidak untuk mematikan eksistensi suatu parpolWalaupun terhitung kecil, setiap parpol memiliki semangat dan prinsip masing-masing yang harus dihormati"Toh, yang menentukan juga rakyat pemilih," ujarnya.
Dalam proses ke depan, Tjahjo mengharapkan terjadi konsolidasi kelompok partai-partai bantengMinimal untuk meluruskan kembali jejak-jejak pemikiran Bung Karno, terutama mengenai ideologi Pancasila dan ajaran trisakti"Dibangun kebersamaanSoal beda partai, saya kira tidak ada masalahAnggap saja berbagai partai itu layaknya taman sari," kata Tjahjo.
Untuk menghadapi Pemilu 2014, sejumlah kelompok parpol penghuni Senayan memang semakin giat memperkuat barisanSelain konsolidasi internal, mereka mencoba mengajak parpol lain untuk bergabung dengan berbagai model koalisiPartai Amanat Nasional (PAN) mewacanakan konfederasi parpol layaknya Barisan Nasional di MalaysiaSetidaknya empat parpol gurem, termasuk Partai Matahari Bangsa (PMB), kini tengah dibangun komunikasinya secara intensif.
Partai Golkar tak mau kalah pamorBeringin pun mulai mendekati Partai Bintang Reformasi (PBR) yang masih menguasai 391 kursi DPRD provinsi, kabupaten, dan kota se-IndonesiaPBR memang cukup kuat di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, NTB, dan Papua.
Manuver Partai Golkar itu direspons serius oleh elite Partai Persatuan Pembangunan (PPP)Partai berlambang Kakbah itu tidak rela PBR yang lahir pada 20 Januari 2002 sebagai sempalan dari PPP bernaung di bawah "rimbun beringin"Meskipun konsepnya masih dimatangkan, PPP sangat mengharapkan PBR mau pulang kembali ke pangkuannya(pri/c4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tepat Jika PBR Gabung ke Golkar
Redaktur : Tim Redaksi