PDIP Kecam Iklan Politik SBY

Penurunan Harga BBM Bukan Prestasi Presiden dan Demokrat

Jumat, 23 Januari 2009 – 08:55 WIB
JAKARTA – Iklan politik Partai Demokrat versi penurunan harga BBM yang familier dengan kalimat ’’Terimakasih, Pak SBY’’ benar-benar membuat PDIP kebakaran jenggotSebagai partai yang memilih oposisi, PDIP menganggap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat tidak pantas mengampanyekan penurunan harga BBM sebagai kebijakan yang sukses.
 
"Tak perlu menjadi ahli perminyakan atau ahli ekonomi untuk tahu bahwa penurunan itu sudah otomatis saja mengikuti turunnya harga minyak dunia,’’ kata Sekjen PDIP Pramono Anung di Megawati Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta, kemarin (22/1).
 
Dengan demikian, imbuh Pram –begitu Pramono akrab disapa–, penurunan harga BBM kali ini tidak memerlukan inovasi atau kerja ekstra

BACA JUGA: Kisruh Pilkada Jatim Bikin Jenuh

’’Presiden SBY sebaiknya mempertimbangkan kembali penayangan iklan turunnya harga BBM itu,’’ ujarnya.
 
Dalam kesempatan itu, tampak hadir Ketua DPP PDIP Bidang Perempuan Puan Maharani, Direktur Megawati Institute Arif Budimanta, dan pengamat politik dari Reform Institute Yudi Latief.
 
Lebih dari itu, lanjut Pram, harga BBM di Indonesia seharusnya bisa lebih rendah dari Rp 4.500
Sebab, pada 2004, ketika harga minyak dunia USD 36,05 per barel, harga BBM nasional Rp 1.955

BACA JUGA: Manuver Sultan Jadi Catatan DPP Golkar

Saat ini harga minyak dunia sekitar USD 40 per barel.
 
"Sekarang rakyat yang menyubsidi pemerintah,’’ sindirnya
Dia juga menuding SBY juga sengaja memainkan penurunan harga BBM dengan menurunkan secara bertahap hingga tiga kali

BACA JUGA: Sultan Disarankan Tolak Lamaran PDIP

’’Karena mau pemilu, ini untuk mendongkrak popularitas dan mendapatkan simpati publik,’’ tegasnya.
 
Menurut Pram, lewat iklan politiknya, Presiden SBY berpotensi ikut menumbuhkan tradisi demokrasi yang kurang sehatMalah itu dapat menyentuh pelanggaran etika politik berupa kebohongan publik’’Apa lagi namanya kalau mengklaim sesuatu yang bukan menjadi prestasinya,’’ kata Pram.
 
Yudi Latief juga melayangkan kritikMenurut dia, iklan penurunan harga BBM yang menampilkan dukungan artifisial rakyat kepada SBY mengandung kekeliruan
 
Menurut Yudi, publik harus kritis menilai penurunan harga BBM secara bertahap hingga tiga kali apakah indikasi keberhasilan atau ketidakmampuan pemerintah melakukan kajian yang tepat.
 
"Turun sampai tiga kali itu justru kegagalan karena keputusannya bersifat trial dan errorPemerintah, tampaknya, tidak mampu membuat keputusan yang presisi data-data dan dikaitkan tren global,’’ katanya.
 
Dia menyampaikan, penurunan harga BBM bukan prestasi bila tidak diiringi penurunan harga-harga dan pengendalian angka PHK’’Apakah tidak ada keberhasilan lain pemerintahan ini yang bisa diiklankan tim kampanye SBY sampai-sampai hal remeh begitu diklaim sebagai prestasi,’’ ujarnya.
 
Apa reaksi kubu SBY? Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah spekulasi yang menyebutkan penurunan harga BBM bertahap sebagai bagian dari strategi politik SBY
 
Menurut Anas, tidak ada skenario khusus seperti itu menjelang pemilu’’Kalau ada yang menduga begini-begitu, silakan sajaItu perspektif politisasi, malah lebih sempit lagi, perspektif pemilu,’’ kata mantan Ketua Umum PB HMI itu(pri/mk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Optimis, Hanya akan Hadapi SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler